Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan segera meluncurkan satelit Satria-1. Selain itu, tengah menyiapkan satelit bumi yang bakal menjadi jembatan angkasa telekomunikasi, khususnya di kawasan terdepan, tertinggal dan terluar (3T).
Menteri Kominfo Johnny G Plate mengatakan, satelit Satria-1 dalam proses pabrikasi di Cannes, Prancis. Satelit ini dikerjakan oleh Thales Alenia Space.
“Di Indonesia sejumlah aktivitas pun digelar. Salah satunya dengan pembangunan satelit stasiun bumi yang akan ditempatkan di 11 lokasi,” kata Johnny saat meninjau lokasi pembangunan Ruang Kontrol Satelit Bumi SATRIA-1 di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (23/2).
Lokasi yang dimaksud yakni Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura. Penentuan tempat ini dengan pertimbangan pemerataan akses dan percepatan transformasi digital.
Pembangunan 11 stasiun bumi itu untuk penghubung jembatan angkasa. Johnny menilai, ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengejar target proyek satelit Satria-1.
“Proyek Satria ini diharapkan dapat mendukung percepatan tranformasi digital dengan menghubungkan yang tidak terhubung, to connect all the dots,” kata Johnny.
Dia menjelaskan, pembangunan satelit Satria-1 juga melibatkan pemerintah daerah (pemda) dan tokoh masyarakat, terutama berkaitan dengan penempatan stasiun bumi.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo dan PT Satelit Nusantara III juga melakukan pendekatan dengan pemda dan tokoh masyarakat di lokasi sekitar gateway.
“Itu untuk memberikan penjelasan mengenai manfaat-manfaat yang akan diterima secara langsung maupun tidak dengan adanya proyek Satria,” ujar dia.
Saat ini terdapat tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan oleh Kementerian Kominfo. Ketiganya yakni:
- Pengendali Satelit Primer yang berfungsi sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit mengontrol proses penerimaan sinyal
- Network Operation Control (NOC) berfungsi mengawasi, mengendalikan dan mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung untuk memastikan semua berjalan sesuai standar dan rencana yang telah ditentukan
- Gateway Satelitte yang juga disebut sebagai teleport atau Hub, merupakan stasiun bumi yang mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network
Johnny menyampaikan, peletakan batu pertama atau groundbreaking untuk pembangunan ketiga jenis stasiun bumi itu digelar di Cikarang, Kab. Bekasi, Jawa Barat, pada pertengahan tahun lalu (18/8/2021).
“Ini menandai telah dimulainya pembangunan ruas bumi proyek Satelit Satria-1,” ujarnya.
Selain membuat stasiun Bumi, BAKTI Kementerian Kominfo mempersiapkan titik-titik yang akan mendapat akses internet dari Satria-1. Satelit Satria-1 ini akan berfungsi sebagai cadangan dan penambah kapasitas layanan untuk telekomunikasi.
Menurut perhitungan BAKTI, satelit cadangan perlu memiliki kapasitas sekitar 80 Gbps. Satelit Satria-1 memiliki kapasitas transmisi 150 Gbps.
Dari sisi konstruksi, satelit ini dimulai pada 3 September 2020. Kemudian, akan diluncurkan sesuai jadwal yaitu kuartal II 2023 dan beroperasi secara komersial paling lambat 17 November 2023.
Satelit Satria-1 ditargetkan bisa menjangkau 150 ribu titik layanan publik, terbanyak untuk sekolah dan pesantren sebanyak 93.900. Ini untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.
Satelit itu juga akan memberikan akses internet untuk puskesmas dan rumah sakit di 3.700 titik. Selain itu, 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah 3T.
Satria-1 juga bakal menjangkau 47.900 titik kantor desa, kelurahan, kecamatan dan kantor pemda lainnya, serta 600 titik layanan publik.