CEO Instagram Adam Mosseri menilai bahwa TikTok merupakan pesaing yang sangat tangguh. Induk Facebook, Meta pun memperluas fitur video pendek Reels menjadi 150 negara.
Meta meluncurkan Reels untuk Instagram pada 2020. Kemudian bisa digunakan di Facebook tahun lalu.
Namun peluncuran itu terbatas di sejumlah negara. Pada 2020, Reels hanya tersedia di 50 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, dan Australia. Tahun lalu, Reels tersedia di Indonesia.
Tahun ini, Meta meluncurkan Reels secara global di 150 negara. "Reels merupakan format konten kami yang cepat berkembang. Hari ini kami membuatnya tersedia untuk semua orang secara global," kata CEO Meta Mark Zuckerberg dikutip dari Reuters, Rabu (23/2).
Induk Facebook itu juga menambahkan sejumlah kemampuan pada Reels, yakni:
1. Lebih banyak iklan monetisasi
Akan ada dua format iklan di Reels, yakni banner yang muncul sebagai hamparan semi-transparan di bagian bawah dan stiker statis yang dapat diatur lokasinya.
Perusahaan juga akan memberi pembuat konten tempat iklan in-stream. Kemudian, ada akses ke program penempatan iklan otomatis dan cara bagi penggemar untuk berdonasi langsung ke pembuat konten.
2. Fitur edit baru untuk Reels di Facebook
Salah satunya, remix video orang lain dan berduet dengan mereka.
3. Pembuat konten bisa mengunggah klip berdurasi hingga 60 detik di Facebook
Meta akan menambahkan alat kliping video baru dalam beberapa bulan mendatang. Tujuannya, memudahkan pembuat konten menerbitkan video rekaman langsung atau berdurasi panjang dalam format yang berbeda.
4. Menyimpan draf di Reels
Meta memang berencana memperkuat Reels tahun ini. “Kami harus memikirkan kembali apa itu Instagram karena dunia berubah dengan cepat dan kami harus berubah dengannya," kata Adam Mosseri melalui akun Twitter, akhir tahun lalu (28/12/2021).
Mosseri mengatakan Instagram akan mengonsolidasikan semua produk video di Reels. “Dan, terus mengembangkan produk ini,” ujar dia.
Adam juga sebelumnya pernah mengatakan bahwa TikTok merupakan pesaing yang sangat tangguh. “Yang paling tangguh yang pernah kami hadapi,” ujar dia dikutip dari CNBC Internasional, dua bulan lalu (11/12/2021).
Ia mengatakan, pengembang TikTok yakni ByteDance sangat fokus, bertekad, dan mengeksekusi strategi dengan sangat baik. Sama seperti Facebook, perusahaan asal Cina ini mengakuisisi entitas bisnis lain yakni Musica.ly pada 2017 untuk memperbesar TikTok.
Menurut data Apptopta, TikTok mencatatkan 656 juta unduhan selama tahun lalu. Aplikasi asal Cina ini memimpin kategori umum dan menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di seluruh dunia.
Pada posisi kedua ditempati oleh Instagram dengan 545 juta unduhan. Ketiga, Facebook meraih 416 juta unduhan.
Jumlah pengguna Facebook bahkan turun untuk pertama kalinya pada akhir 2021. Media sosial ini mencatatkan jumlah pengguna 1,929 miliar pada kuartal IV 2021, atau turun tipis dibandingkan kuartal III 1,93 miliar.
Harga saham Meta pun anjlok lebih dari 26% pada perdagangan awal bulan ini (3/2). Bloomberg melaporkan, ini adalah kehilangan terbesar dalam nilai pasar perusahaan Amerika Serikat (AS) mana pun yang pernah ada.
CEO Mark Zuckerberg mengatakan, Facebook sedang berjuang untuk bersaing dengan aplikasi video pendek asal Cina TikTok.
"Orang-orang memiliki banyak pilihan untuk menghabiskan waktu mereka dan aplikasi seperti TikTok berkembang sangat cepat," kata dia dalam sambutan terkait pengumuman laporan keuangan, dikutip dari USA Today.
Ia menegaskan bahwa Meta berinvestasi lebih banyak ke bisnis video berdurasi pendek untuk bersaing dengan TikTok. Induk Facebook ini bakal berfokus pada Reels yang diluncurkan di Instagram pada 2020.
"Setiap penurunan di masa depan dalam ukuran basis pengguna aktif dapat berdampak buruk pada kemampuan kami untuk memberikan tayangan iklan dan, pada gilirannya, kinerja keuangan,” kata Meta.