Pandemi COVID-19 serta derasnya arus digitalisasi telah menciptakan pergeseran besar dalam pola kehidupan dan aktivitas masyarakat.
Adanya digitalisasi tak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi, namun juga menghadirkan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Bicara ekonomi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 mencapai US$40 miliar dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 4 persen, angka tersebut naik menjadi US$ 70 miliar pada 2021.
Lebih lanjut, potensi ekonomi digital diproyeksikan terus meningkat hingga US$146 miliar (Rp2.000 triliun) pada 2025, sementara kontribusinya terhadap PDB akan mencapai 18 persen pada 2030.
Sayang di tengah derasnya digitalisasi dan besarnya potensi ekonomi, masih banyak pihak-pihak yang belum dapat menikmati dampak positif dari kemajuan teknologi dan kehadiran dunia digital, atau dengan kata lain inklusi digital belum terwujud.
Diperlukan pergerakan kolektif yang melibatkan pemerintah dan pelaku bisnis untuk menjawab permasalahan tersebut, terlebih inklusi digital sendiri menjadi salah satu misi Presidensi G20 Indonesia 2022.
Salah satu upaya Indonesia mewujudkan inklusi digital adalah dengan membentuk Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia 2022 yang dipimpin oleh PT Telkom (Persero) Tbk. Gugus ini beranggotakan perwakilan dari 32 negara serta pelaku bisnis di lebih dari 22 sektor industri berbeda.
Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom mengatakan, Telkom merasa terhormat mendapat tanggung jawab yang besar untuk mewakili Gugus Tugas Digitalisasi pada tahun ini. Telkom berharap bisa berkolaborasi dengan kelompok yang terdiri dari individu-individu yang beragam latar belakangnya, mewakili 32 negara dan lebih dari 22 industri berbeda.
“Kami yakin, bersama-sama kita bisa berkolaborasi untuk menghasilkan kebijakan yang berdampak positif dan dapat ditindaklanjuti,” ujar Ririek.
Menurut Ririek, pemerintah dan pelaku bisnis harus aktif berkolaborasi untuk menghapuskan kesenjangan dengan menghadirkan infrastruktur digital yang bisa diakses oleh siapapun, di manapun dan kapanpun.
Ada empat prioritas yang diemban oleh Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia 2022. Pertama, Digital Economic Health and Resiliency. Fokus ini bertujuan untuk membangun ekosistem digital yang berdampak positif bagi ekonomi dan ketahanan nasional.
Kedua, Digital Infrastructure and Platforms yang bertujuan mendorong terciptanya pemerataan infrastruktur dan platform digital. Pemerataan ini akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat, khususnya di wilayah terpencil dan tertinggal.
Ketiga, Digital Entrepreneurship yang bertujuan meningkatkan partisipasi UMKM dalam ekonomi digital, serta meningkatkan kemampuan digital masyarakat. Keempat, Ensuring Safety in Digital Spaces untuk menciptakan perlindungan bagi pengguna internet.
Perumusan prioritas ini didasarkan pada pengamatan terkait tantangan yang dihadapi di era digitalisasi. Tantangan-tantangan tersebut antara lain kesenjangan akses digital yang masih lebar, rendahnya literasi digital masyarakat, rendahnya pembiayaan untuk infrastruktur digital, hingga meningkatnya kekhawatiran terkait serangan siber yang makin sering terjadi.
"Saya yakin, dengan bimbingan dan keahlian para pimpinan serta anggota Gugus Tugas, kita bisa merekomendasikan kebijakan untuk nantinya ditindaklanjuti dan memberi dampak positif kepada dunia,” ujar Ririek.