Kritik Twitter, Elon Musk Usul Buat Platform Media Sosial Alternatif

ANTARA FOTO/REUTERS/Steve Nesius/foc/cf
Steve Nesius CEO dan pemilik SpaceX Elon Musk melakukan selebrasi setelah peluncuran roket SpaceX Falcon 9 dan pesawat luar angkasa Crew Dragon pada misi SpaceX Demo-2 NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dari Kennedy Space Center NASA di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Sabtu (30/5/2020).
28/3/2022, 09.12 WIB

CEO Tesla yang merupakan orang terkaya di dunia, Elon Musk mengkritik Twitter karena dianggap gagal mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara. Ia pun mengusulkan agar ada platform media sosial baru sebagai alternatif.

Musk melontarkan kritiknya itu lewat cuitan di Twitter akhir pekan lalu (26/3). Ia mengatakan bahwa kebebasan berbicara di platform media sosial sangat penting untuk demokrasi. 

Ia pun memberikan polling di Twitter yang menanyakan ke pengguna apakah mereka percaya Twitter mematuhi prinsip kebebasan berbicara atau tidak. Hasilnya, ada 70% pengguna bahwa Twitter tidak mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara.

"Kegagalan untuk mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara secara fundamental merusak demokrasi. Apa yang harus dilakukan?," kata Musk di akun Twitter-nya @elonmusk pada kemarin (27/3).  

Di cuitan lanjutan ia menawarkan adanya platform media sosial alternatif. "Apakah platform media sosial baru dibutuhkan?" ujar Musk.

Sebelumnya, Musk mengkritik Twitter karena dianggap gagal memberikan keamanan bagi penggunanya. Kritik Musk itu terkait upaya Twitter yang meluncurkan fitur integrasi aset digital NFT alias non fungible token Januari lalu.

Musk menyatakan ketidakpuasannya atas fitur baru Twitter itu. "Ini menjengkelkan," kata pendiri Tesla itu dikutip dari Gizchina, pada Januari (23/1).

Ia mengatakan bahwa fitur itu hanya merupakan pemborosan sumber daya. Twitter lebih memilih fitur integrasi NFT dibandingkan mengelola keamanan platform.

“Twitter menghabiskan sumber daya teknik untuk ini. Sedangkan scammer kripto mengadakan pesta blok spambot di setiap utas," ujar Musk. 

Selain Twitter, Musk telah mengkritik Facebook sejak 2018. Ia pun menghapus akun pribadi dan perusahaannya di Facebook dengan alasan tidak menyukai platform besutan Mark Zuckerberg itu.

Musk dan Zuckerberg memang pernah berselisih pendapat soal teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Musk menganggap pemahaman Zuckerberg soal masa depan masih terbatas.

Usulan Musk untuk membuat platform media sosial alternatif seiring dengan upaya Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia meluncurkan platform media sosial alternatif bernama Truth Social pada Februari sebagai bagian dari Trump Media and Technology Group.

Sebelumnya, ada beberapa platform media sosial alternatif, seperti Rumble, Parler, dan Gettr. Namun, Parler pernah dihapus dari toko aplikasi Apple karena dituduh menghasut kekerasan. Parler kemudian diaktifkan kembali pada April tahun lalu setelah perbaikan deteksi dan moderasi ujaran kebencian.

Di sisi lain, Facebook dan Twitter menguasai industri media sosial global. Facebook menjadi platform media sosial yang terpopuler di dunia. Tercatat, ada 2,9 miliar pengguna aktif bulanan aplikasi ini sepanjang 2021 lalu. 

Sedangkan Twitter memiliki 206 juta pengguna aktif harian di seluruh dunia pada kuartal II-2021. Amerika Serikat merupakan negara dengan pengguna Twitter terbanyak di dunia, yakni 73 juta pengguna pada Juli 2021.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan