Orang terkaya di dunia versi Forbes, Elon Musk menghadapi gugatan dari pemegang saham Twitter. Ini terjadi seminggu setelah membeli 9,2% saham perusahaan media sosial.
Seorang investor, Marc Rasella mengajukan gugatan class action terhadap Elon Musk karena tidak mengungkapkan pembelian kepada Securities and Exchange Commission lebih cepat.
Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal di Manhattan, New York, Marc Rasella mengatakan bahwa ia kehilangan uang dengan menjual saham Twitter. "Saat harga yang diturunkan secara artifisial,” kata dia dalam gugatannya, dikutip dari NBC News, Rabu (13/4).
Menurutnya, harga saham Twitter turun karena Musk menunggu untuk melampaui batas waktu yang diamanatkan SEC untuk mengungkapkan sahamnya.
Musk mengungkapkan pembelian saham Twitter dalam pengajuan SEC pada 4 April. Harga saham perusahaan media sosial ini pun naik lebih dari 27% setelah berita ini.
Rasella mengatakan dalam gugatan itu, Musk memiliki kewajiban yang diamanatkan oleh SEC untuk mengungkapkan sahamnya dalam waktu 10 hari setelah melewati ambang batas kepemilikan 5%. Batas waktu yang seharusnya adalah 24 Maret.
“Penggugat dan Kelompoknya tidak akan menjual sekuritas Twitter dengan harga yang dijual, atau sama sekali, jika mereka mengetahui bahwa harga pasar telah direndahkan secara artifisial dan palsu oleh pernyataan Tergugat yang menyesatkan,” demikian isi gugatan.
Dalam pembelian saham Twitter itu, Musk disebut-sebut menghemat sekitar US$ 143 juta dengan mengajukan formulir setelah batas waktu SEC.
Musk telah lama menjadi pengguna Twitter. CEO Tesla ini bahkan sempat dikabarkan akan masuk dalam dewan direksi Twitter, setelah membeli saham.
Namun orang terkaya di dunia itu memutuskan untuk tidak jadi masuk dewan direksi Twitter.