Ingin ‘Hidup’ 102 Tahun, Alibaba Targetkan Nol Emisi Karbon pada 2030

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Logo Alibaba Group terlihat di kantor pusat perusahaan tersebut di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China, Senin (18/11/2019).
21/4/2022, 13.15 WIB

Alibaba ingin menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dan dapat hadir selama 102 tahun. Perusahaan teknologi asal Cina ini pun menargetkan nol emisi karbon pada 2030.

Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh aktivis iklim Greenpeace pada Desember 2021, Alibaba Group menjadi salah satu dari perusahaan e-commerce asal Tiongkok yang memimpin dalam melawan perubahan iklim.

Selain itu, “satu-satunya perusahaan yang memiliki target waktu untuk mencapai netralitas kabron pada setiap operasinya,” demikian isi keterangan pers Alibaba, Kamis (21/4).

Chairman sekaligus CEO Alibaba Group Daniel Zhang menyampaikan, perusahaan ingin mendorong perubahan positif dan inovatif di masyarakat dengan strategi ESG atau environmental, social, and corporate governance.

“Ini kami didasari oleh misi untuk menjadi perusahaan baik yang terus berkarya hingga 102 tahun. Tujuan ESG ini merupakan landasan penting bagi perkembangan Alibaba di masa depan,” kata Daniel dalam keterangan pers, akhir tahun lalu (20/12/2021).

“Kami akan memanfaatkan posisi Alibaba sebagai operator platform untuk mendorong perubahan perilaku konsumen, merchant, dan mitra kami, baik di Cina maupun di seluruh dunia,” tambah dia.

Raksasa e-commerce Cina itu pun konsep baru Scope 3+ untuk mengurangi emisi karbon 1,5 gigaton pada 2035.

Di Kantor Pusat di Hangzhou, Tiongkok, Alibaba Group mengimplementasikan berbagai praktik ramah lingkungan yang dilandasi oleh Prinsip 5R dalam ekonomi sirkular. Prinsio 5R yakni Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair.

Caranya yakni dengan menjaga ventilasi, kualitas udara, kenyamanan suhu, suara, dan penerangan.

Alibaba mencatat, faktor tata kelola lingkungan dan keberlanjutan telah menjadi pertimbangan para investor dalam proses analisis untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan dari gedung ramah lingkungan.

Berdasarkan data Architecture 2030, gedung perkantoran masa kini menghasilkan lebih dari 40% dari emisi CO2 global tahunan. 

Cara Alibaba mendorong perubahan perilaku konsumen yakni:

1. Mengurangi jejak air dan plastik

Alibaba mengadopsi infrastruktur dan peralatan sanitasi hemat air. Raksasa e-commece ini juga membangun sistem penyaringan air yang dapat secara otomatis menyaring air keran menjadi air siap minum. Ini untuk mengurangi penggunaan botol plastik.

Lalu, memasang tempat sampah daur ulang untuk plastik. Kemudian, mengimplementasikan biaya tambahan bagi mereka yang menggunakan kotak makan sekali pakai di kantin.

2. Solusi penghematan energi di setiap sudut kantor

Alibaba menggunakan tenaga surya, sistem pencahayaan LED, dan manajemen penghematan energi, termasuk sensor lingkungan dan perangkat smart IoT untuk mengamati penggunaan energi dalam lingkungan kantor.

Selain itu, penggunaan energi secara langsung ditampilkan dan dikelola oleh Alibaba Smart Center. Langkah-langkah ini mengurangi 10% konsumsi energi per kapita dalam dua tahun terakhir.

3. Smart AC untuk mengurangi penggunaan energi

Alibaba menggunakan sistem pendingin ruangan cerdas yang secara otomatis menyesuaikan suhu ruang kantor dengan cuaca, suhu, dan jumlah karyawan. Metode ini diklaim mengurangi penggunaan energi yang terbuang dan 10% konsumsi energi tahunan.

4. Membangkitkan rasa tanggung jawab individu melalui insentif karyawan

Karyawan akan mendapatkan hadiah untuk setiap perilaku hemat energi atau pengurangan karbon di lingkungan kantor, seperti mematikan lampu dan AC di ruangan yang tidak dipakai, menggunakan dua sisi kertas, dan mendaur ulang kardus.

Hasilnya, 120 ribu karyawan melakukan 750 ribu aksi ramah lingkungan yang setara dengan 336 ton emisi karbon, pada periode Juni 2020 hingga Agustus 2021.

5. Mendorong perjalanan rendah karbon

Alibaba mengoperasikan sistem titik-antar jemput untuk menciptakan komuter yang ramah lingkungan. Para karyawan bisa mendapatkan poin reward dengan menggunakan shuttle bus perusahaan.

Hal itu untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi.

Banyak konsumen membeli kendaraan listrik pun karena mendukung gaya hidup ramah lingkungan. Rinciannya sebagai berikut:

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan