Gucci Sediakan Fasilitas Pembayaran Pakai Bitcoin hingga Dogecoin

ANTARA FOTO/REUTERS/Adrees Latif/hp/dj
Pelanggan mengantre untuk memasuki toko fesyen Gucci di pusat perbelanjaan The Galleria setelah mall kembali buka di tengah pandemi global virus corona (COVID-19) di Houston, Texas, Amerika Serikat.
6/5/2022, 10.19 WIB

Merek produk mewah Gucci gencar mengadopsi mata uang kripto (cryptocurrency) pada bisnisnya. Konsumen akan bisa membayar produk Gucci menggunakan bitcoin hingga dogecoin.

Gucci akan mulai menyediakan fasilitas pembayaran lewat kripto bagi pelanggan di beberapa toko di Amerika Serikat seperti New York, Los Angeles, Miami, Atlanta, dan Las Vegas pada akhir Mei. Kemudian, opsi pembayaran lewat kripto akan tersedia di seluruh toko di Amerika Utara musim panas ini.

Merek produk mewah yang dimiliki oleh Kering SA ini pada tahap awal akan menerima opsi pembayaran di 10 jenis cryptocurrency, di antaranya bitcoin, ethereum, dogecoin, dan shiba inu.

Gucci dan merek produk mewah lainnya memang gencar mengadopsi kripto untuk mencoba menarik konsumen dari generasi muda. Ini juga agar merek tetap mengikuti tren produk yang berkembang, seperti produk pakaian untuk karakter digital di metaverse.

Chief Executive Officer Kering SA Francois-Henri Pinault juga mengatakan bahwa Gucci hingga Balenciaga memiliki tim inovasi sendiri yang melihat peluang teknologi terbaru seperti metaverse, web3.0, blockchain, dan cryptocurrency.

“Kami berada pada tahap yang sangat dewasa sebelum waktunya tentang apa yang mungkin terjadi dan tidak ada yang pasti,” kata Pinault dikutip dari Bloomberg, Kamis (5/5).

Mata uang kripto (Unsplash/Executium)

Meski begitu, ada juga beberapa merek produk mewah yang yakin terhadap teknologi terbaru itu. Chief Executive Hermes Axel Dumas misalnya telah memperingatkan risiko dari tren metaverse. "Itu bisa menjadi cara untuk menghasilkan uang yang mudah," katanya.

Selain itu, merek produk mewah ini menyasar pasar kripto karena potensi dan pertumbuhannya yang besar. Survei dari bursa uang kripto Gemini kepada hampir 30 ribu orang di 20 negara pada November 2021 hingga Februari 2022 menunjukkan, hampir setengah dari total pemilik cryptocurrency di AS, Amerika Latin, dan Asia Pasifik, baru pertama kali membeli pada 2021.

"Hasilnya, 2021 menjadi tahun blockbuster untuk kripto," demikian dikutip dari Reuters, bulan lalu (4/4).

Minigrafik Kapitalisasi Terbesar Koin Kripto (Katadata)

Gemini menyebutkan bahwa 79% orang yang memiliki kripto tahun lalu membeli aset digital ini karena dianggap mempunyai potensi investasi jangka panjang.

Alasan lainnya, karena inflasi. Menurut Gemini, inflasi mendorong adopsi kripto terutama di negara-negara yang mengalami devaluasi atau penyesuaian mata uang terhadap dolar AS.

Sedangkan, Crypto.com dalam laporan berjudul ‘Crypto Market Sizing’ menyebutkan bahwa bahwa populasi kripto global meningkat 178% menjadi hampir 300 juta orang pada 2021. Jumlah penggunanya diperkirakan mencapai satu miliar pada akhir 2022. 

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan