Pemerintah Cina gencar mengembangkan sistem blockchain sendiri bernama Blockchain-based Service Network (BSN). Ini dilakukan Cina untuk meraup potensi pendapatan dari blockchain yang terus bertumbuh.
Upaya Cina mengembangkan sistem blockchain itu seiring dengan potensi pendapatannya yang besar. Dikutip dari Statista, pendapatan teknologi blockchain global akan mengalami pertumbuhan besar-besaran pada beberapa tahun mendatang hingga mencapai US$ 39 miliar atau Rp 571 triliun pada 2025.
Angkanya tumbuh hampir enam kali lipat dibandingkan 2021 yang mencapai US$ 7 miliar atau Rp 102 triliun.
Cina serius mengembangkan blockchain setelah Presiden Xi Jinping mengatakan Negari Tirai Bambu itu perlu merebut peluang yang disajikan oleh teknologi blockchain.
Dalam pidatonya pada 2019, Jinping mengatakan blockchain adalah terobosan penting dalam inovasi independen teknologi inti. Setelah pidato itu, Cina menempatkan blockchain sebagai prioritas nasional, di samping teknologi lain seperti semikonduktor.
Kemudian, tanpa banyak publisitas dan gembar-gembor Cina membangun sistem yang bertujuan untuk memfasilitasi penyebaran teknologi blockchain bagi perusahaan. Ini disebut sebagai BSN.
“Teknologi blockchain memang secara umum sangat penting bagi Cina. Pejabat pemerintah kemudian mendorong sistem blockchain ini dalam memecahkan masalah dunia nyata,” kata technology policy lead di Albright Stonebridge Paul Triolo, dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (15/5).
BSN hadir berkat peran startup teknologi yang berpusat di Hongkong, Red Date Technology. Proyek ini juga didukung oleh entitas yang memiliki hubungan dengan pemerintah Cina, seperti Pusat Informasi Negara (SIC) di bawah Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC).
Perusahaan telekomunikasi milik negara, China Mobile juga mendukung proyek tersebut.
BSN mengembangkan sejumlah produk yang ditujukan untuk perusahaan, terutama bagi perusahaan terkait komputasi awan (cloud) seperti Alibaba, Amazon, atau Microsoft.
BSN menyebut dirinya sebagai toko serba ada untuk menyebarkan aplikasi blockchain di cloud.
BSN juga bertujuan untuk memecahkan masalah yang sulit di industri blockchain. Misalnya, jika dua bank memiliki aplikasi yang dibangun pada platform blockchain yang berbeda, mereka mungkin tidak dapat bekerja satu sama lain. Tetapi BSN mengembangkan infrastruktur untuk menjembatani berbagai blockchain.
Namun, BSN tidak dibangun khusus untuk infrastruktur mata uang kripto (cryptocurrency). Tidak ada cryptocurrency yang melekat pada platform BSN. Sebab, Cina telah secara efektif melarang aktivitas terkait cryptocurrency dan menjadikannya ilegal.
Managing Partner di Kenetic Jehan Chu mengatakan pemerintah dan perusahaan skala besar tidak menginginkan atau membutuhkan cryptocurrency yang melekat pada infrastruktur mereka.
“Di sinilah kasus penggunaan non-crypto masuk dan BSN menawarkan infrastruktur yang menarik,” kata Chu.
Blockchain non-crypto dapat menarik bagi perusahaan besar yang tidak ingin terpapar dengan sifat mata uang digital berisiko dan mudah berubah.