Cina Gencar Bangun Sistem Blockchain, Potensi Capai Rp 571 T pada 2025

Katadata
Ilustrasi Blockchain
Editor: Lavinda
17/5/2022, 09.38 WIB

Pemerintah Cina gencar mengembangkan sistem blockchain sendiri bernama Blockchain-based Service Network (BSN). Ini dilakukan Cina untuk meraup potensi pendapatan dari blockchain yang terus bertumbuh. 

Upaya Cina mengembangkan sistem blockchain itu seiring dengan potensi pendapatannya yang besar. Dikutip dari Statista, pendapatan teknologi blockchain global akan mengalami pertumbuhan besar-besaran pada beberapa tahun mendatang hingga mencapai US$ 39 miliar atau Rp 571 triliun pada 2025. 

Angkanya tumbuh hampir enam kali lipat dibandingkan 2021 yang mencapai US$ 7 miliar atau Rp 102 triliun.

Cina serius mengembangkan blockchain setelah Presiden Xi Jinping mengatakan Negari Tirai Bambu itu perlu merebut peluang yang disajikan oleh teknologi blockchain.

Dalam pidatonya pada 2019, Jinping mengatakan blockchain adalah terobosan penting dalam inovasi independen teknologi inti. Setelah pidato itu, Cina menempatkan blockchain sebagai prioritas nasional, di samping teknologi lain seperti semikonduktor.

Kemudian, tanpa banyak publisitas dan gembar-gembor Cina membangun sistem yang bertujuan untuk memfasilitasi penyebaran teknologi blockchain bagi perusahaan. Ini disebut sebagai BSN.

“Teknologi blockchain memang secara umum sangat penting bagi Cina. Pejabat pemerintah kemudian mendorong sistem blockchain ini dalam memecahkan masalah dunia nyata,” kata technology policy lead di Albright Stonebridge Paul Triolo, dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (15/5).

BSN hadir berkat peran startup teknologi yang berpusat di Hongkong, Red Date Technology. Proyek ini juga didukung oleh entitas yang memiliki hubungan dengan pemerintah Cina, seperti Pusat Informasi Negara (SIC) di bawah Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC).

Perusahaan telekomunikasi milik negara, China Mobile juga mendukung proyek tersebut.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan