Decacorn asal Singapura Grab meluncurkan layanan peta bernama GrabMaps. Melalui layanan itu, Grab berupaya menangkap peluang pasar pemetaan dan layanan berbasis lokasi senilai US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun di Asia Tenggara per tahunnya.
GrabMaps menawarkan solusi pemetaan business to business (B2B) untuk sejumlah sektor perusahaan di tujuh negara operasional Grab. Layanan ini ditargetkan sepenuhnya beroperasi pada kuartal III 2022.
Co-founder Grab Tan Hooi Ling mengatakan perusahaan menyediakan layanan peta karena mempunyai keunggulan dibandingkan pemetaan konvensional. Awalnya, GrabMaps dibuat untuk menjawab kebutuhan Grab sendiri. Ini agar perusahaan bisa memberikan layanan seperti berbagi tumpangan atau ride-hailing secara efektif.
GrabMaps hendak menjawab kebutuhan di setiap wilayah Asia Tenggara. "Jalan dan gang sempit yang umumnya dijumpai di GrabMaps seringkali tidak muncul di peta konvensional," kata Tan dalam siaran pers, Kamis (9/6).
Pada layanan ini Grab menawarkan solusi pemetaan, misalnya Base Map Data. Solusi ini memungkinkan perusahaan mengambil data dari Grab, seperti tempat, jalan, lalu lintas, serta gambar.
Solusi ini memanfaatkan kumpulan data peta yang baru dan berkembang pesat di Asia Tenggara dari ibu kota hingga kota tier 3.
Kemudian, GrabMaps menyediakan solusi pembuatan peta dan layanan software sendiri. Dalam menyediakan solusi ini, Grab mengandalkan inovasi kamera Kartacam yang dapat menyesuaikan kondisi pasar.
Melalui layanan ini, perusahaan tetap dapat menjaga keseimbangan kualitas dengan solusi konvensional.
Ada juga layanan application programming interface (API) dan mobile software development kits (SDK) yang akan memungkinkan tim pengembang di perusahaan meningkatkan kemampuan geolokasi mereka.
GrabMaps juga berkembang dan mempunyai teknologi pemetaan dan titik penjemputan (Point of Interest/POI) serta route intelligence. "Ini merupakan bagian yang sangat penting bagi sebagian besar fitur inti yang diandalkan oleh platform seperti Grab," kata Tan.
GrabMaps mempunyai kemampuan alokasi pengemudi atau mitra pengiriman, perhitungan perkiraan waktu kedatangan (estimated time of arrival/ETA), perencanaan rute, hingga optimalisasi biaya pengiriman.
"Kami telah berinvestasi untuk mengubah kecerdasan ini menjadi sebuah keunggulan yang kompetitif," ujar Tan.
Saat ini, GrabMaps mendukung lebih dari 800 miliar panggilan API per bulan di berbagai layanannya. GrabMaps juga memiliki tingkat kesalahan empat kali lebih rendah dan latensi 10 kali lebih rendah dibandingkan peta lainnya.
GrabMaps juga mempunyai keunggulan pada prinsip pemetaan yang dibangun berbasis komunitas. Ini melibatkan konsumen, mitra usaha, armada mitra pengemudi, serta mitra pengiriman Grab.
Selain itu, Grab meluncurkan layanan tersebut untuk meraup potensi pasar hingga Rp 14 triliun di Asia Tenggara. "Dengan rekam jejak serta pemahaman kami terhadap Asia Tenggara yang mendalam, kami percaya GrabMaps dapat menjadi platform pemetaan pilihan terbaik untuk Asia Tenggara," ujar Head of Geo Grab Philipp Kandal.