SCTV dan Viva Ingatkan Kominfo ‘Bahaya’ Migrasi TV Digital Tahun Ini

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Warga menonton televisi yang menayangkan langsung penyuntikan vaksin CoronaVac perdana di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Penulis: Desy Setyowati
23/6/2022, 14.38 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan migrasi TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO) selesai pada 2 November. Namun stasiun televisi seperti SCTV dan Viva Group mengingatkan potensi bahaya jika migrasi total nekat dilakukan tahun ini.

Migrasi dari TV analog ke TV digital dilakukan dalam tiga tahap yakni 30 April, 25 Agustus, dan 2 November. Ini tertuang dalam Undang-undang (UU) Cipta Kerja.

Namun, stasiun televisi tidak yakin migrasi ke TV digital secara menyeluruh bisa terwujud pada 2 November. “Sudah saya sampaikan saat UU Cipta Kerja digodok, dua tahun terlalu mepet,” kata President Director PT Surya Citra Media Tbk (SCM) Sutanto Hartono dalam RDPU Panja Digitalisasi Penyiaran dengan Komisi I DPR di Jakarta, Kamis (23/6).

“Tetapi keluarnya tetap dua tahun,” tambah dia.

Dia pun mengungkapkan tiga faktor yang memengaruhi atau terpengaruh oleh pelaksanaan migrasi dari TV analog ke TV digital, yakni:

1. Faktor teknis

Menurutnya, secara teknis sudah siap semua. Namun, ada beberapa wilayah yang belum tersedia frekuensi untuk beralih ke TV digital.

“Hal itu karena frekuensinya masih dipakai untuk analog. Kalau tetap mau mulai, itu harus dimatikan terlebih dulu. Tantangannya bisa lebih tajam lagi,” ujar dia.

2. Faktor sosial

Ia mencatat, masyarakat baik mampu maupun miskin, belum mempersiapkan diri untuk beralih ke TV digital. “Jadi, pasti akan terjadi gejolak jika dimatikan total pada 2 November,” katanya.

Oleh karena itu, menurutnya perlu ada imbauan bagi masyarakat untuk membeli set top box sendiri.

3. Faktor bisnis

Stasiun televisi konvensional bergantung pada iklan. “Saat siaran analog off, pemirsa langsung drop sekali, peminat iklan juga akan turun,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengusulkan beberapa hal kepada pemerintah, yakni:

  • Mempertimbangkan untuk menunda migrasi dari TV analog ke TV digital
  • Meminta bantuan pemerintah dan DPR untuk menyediakan set top box bagi rumah tangga miskin, guna mengurangi sebagian beban industri
  • Menciptakan industri televisi yang sehat, terutama dengan kehadiran over the top seperti Netflix dan Disney+ Hotstar

Hal senada disampaikan oleh Direktur Viva Group Neil R Tobing. Menurutnya, sulit untuk migrasi ke TV digital menyeluruh pada 2 November.

Apalagi jumlah vendor set top box hanya 38. “Meskipun bertambah dari sebelumnya hanya delapan, kalau diminta satu juta atau 20 juta per 2 November, itu sesuatu yang sulit terjadi,” katanya.