Dhost Tawarkan Efisiensi Biaya Kelola Infrastruktur 5G

Dell Technologies/Kantar
Ilustrasi. Dhost menawarkan layanan edge computing dan OpenRAN pada infrastruktur 5G.
Editor: Agustiyanti
23/6/2022, 20.16 WIB

Jaringan teknologi internet generasi kelima atau 5G di Indonesia terus tumbuh, baik dari sisi infrastruktur maupun penggunanya. Perusahaan penyedia solusi teknologi, Dhost gencar menawarkan efisien biaya pengelolaan infrastruktur telekomunikasi ini di pasar Indonesia.

Dhost merupakan perusahaan yang menyediakan layanan neutral hosting dalam ruangan dan fasilitator teknologi untuk berbagai bisnis serta komunitas di Asia Pasifik. Dhost merupakan bagian dari bisnis Exeo Group di bawah Exeo Global Pte Ltd yang berkantor pusat di Jepang.

Chief Executive Officer dhost Chong Min mengatakan bahwa pasar Indonesia merupakan kunci pertumbuhan perusahaan. "Makanya, kami fokus akuisisi di pasar Indonesia," katanya dalam konferensi pers pada Kamis (23/6) di Jakarta.

Untuk menyasar pasar Indonesia, Dhost memperluas solusi teknologinya. Perusahaan menawarkan solusi teknologi holistik, mencakup seluruh aspek perjalanan transformasi digital dari berbagai sektor, seperti neutral hosting, penyediaan konektivitas nirkabel untuk area tertentu dan properti, solusi teknologi untuk industri, hingga infrastruktur 5G.

Pada infrastruktur 5G, Dhost menawarkan layanan edge computing dan OpenRAN. Perusahaan juga menawarkan layanan agar perusahaan telekomunikasi di Indonesia bisa lebih efisien.

"Apabila operator seluler mengembangkan sendiri infrastruktur 5G-nya akan mahal. Maka, kami sediakan layanan infrastruktur 5G agar lebih efisien," katanya.

Ia mengatakan, operator seluler seperti Telkomsel hingga XL Axiata juga bisa lebih fokus kepada pengalaman pengguna 5G. Ini agar pengembangan 5G di Indonesia lebih optimal.

Dhost  saat ini telah mempunyai 800 titik infrastruktur telekomunikasi di 80 kota dan 27 provinsi di Indonesia.  Perusahaan menyasar pasar 5G di Indonesia karena pertumbuhannya dinilai sangat pesat.

"Ke depannya perlu modernisasi ke 5G, itu jadi peluang bagi kami," katanya.

Di Indonesia, tiga operator seluler, yakni XL, Telkomsel, dan Indosat saat ini telah menyediakan layanan internet 5G di sejumlah kota.

Berdasarkan riset perusahaan telekomunikasi global Ericsson, jumlah pengguna teknologi internet di Indonesia juga terus bertambah.  Pada survei tahun lalu, terdapat 19% responden di Indonesia menggunakan ponsel pintar (smartphone) berbasis 5G. Jumlah pengguna internet ini akan bertambah lima juta dalam hingga 2023.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sendiri menargetkan jaringan internet generasi kelima atau 5G merata di Indonesia pada 2024 sampai 2025. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Ismail mengatakan, target itu berkaca pada implementasi teknologi internet generasi sebelumnya, 4G yang membutuhkan waktu enam hingga tujuh tahun agar bisa merata di Indonesia.

"Maka 5G tentu kami harapkan akan bisa lebih cepat dari 4G. Sejak diimplementasikan 2021, kami harapkan 2024 sampai 2025 sudah bisa meluas dan merata seperti halnya kondisi 4G," katanya dalam Webinar Road to Indonesia 5G Security Readiness, pada Februari (7/2).

 

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan