Ponsel Kripto Pertama Siap Meluncur di Tengah Anjloknya Bitcoin cs

Bloomberg
Ilustrasi mata uang kripto
Editor: Yuliawati
4/7/2022, 11.57 WIB

Pengembang teknologi blockchain Solana Labs telah mengumumkan rencana peluncuran ponsel pintar atau smartphone kripto pertama di dunia. Meskipun, saat ini harga sejumlah mata uang kripto (cryptocurrency) terus melorot.

Ponsel dari Solana Labs ini bernama Saga. Ponsel ini akan beroperasi di sistem operasi Android. "Saga akan mengguncang fitur blockchain-centric yang pada dasarnya memberi pengguna jalur lebih aman dalam memegang dan memperdagangkan kripto serta NFT alias non-fungible token," demikian dikutip dari TechCrunch pada akhir pekan lalu (2/7)

Saga akan menampilkan spesifikasi tingkat atas dan unggulan, termasuk cip (chipset) Snapdragon 8+ Gen 1. Kemudian, Solana Labs menyematkan layar OLED pada Saga.

Ponsel ini mempunyai RAM 12 GB dan kapasitas penyimpanan 512GB. Rencananya, ponsel ini akan dirilis pada awal 2023.

Dikutip dari Decrypt, ponsel ini diperkirakan memiliki harga sekitar US$ 1.000. Sementara pembeli awal akan menerima NFT edisi terbatas yang menandai peluncuran ponsel.

Selain ponsel, Solana Labs akan mengembangkan Solana Mobile Stack (SMS). Ini merupakan perlengkapan perangkat lunak sumber terbuka yang dirancang untuk memungkinkan pengembangan aplikasi Android asli di blockchain.

Kemudian, ada fitur khusus seperti Seed Vault. Fitur ini menjadi solusi penyimpanan perangkat lunak yang bisa menjaga kata sandi dalam membuka dana kripto.

Fitur ini juga memungkinkan informasi sensitif lainnya tetap aman di perangkat Android. Selain itu, ada Solana Pay untuk Android yang memungkinkan pembayaran seluler melalui platform.

Upaya Solana ini dilakukan di tengah harga kripto yang sedang anjlok. Berdasarkan data dari Coindesk, harga cryptocurrency solana di perdagangan hari ini (4/7) turun 0,74% dalam 24 jam terakhir menjadi US$ 32,65. Padahal bulan lalu (25/6) harga solana mencapai US$ 42,45.

Begitu juga bitcoin yang di perdagangan hari ini masih di bawah US$ 20 ribu. Harga bitcoin juga turun lebih dari 70% dari level tertinggi sepanjang masa di US$ 68.000 per koin pada November 2021 lalu.

Harga ethereum juga turun 1% dalam 24 jam terakhir, cardano turun 1,5%, dan BNB turun 1,1%.

Sedangkan, chief executive of decentralized exchange protocol injective developer di Injective Labs Eric Chen mengatakan, penyebab turunnya harga kripto saat ini disebabkan oleh inflasi global dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Ini selalu menandakan ketidakpastian dan volatilitas pada kripto.

Saat The Fed menaikan suku bunga, imbal hasil obligasi melonjak. Hasil yang lebih tinggi pada aset berisiko rendah seperti obligasi membuat investasi spekulatif seperti kripto terlihat kurang menarik.

"Kebijakan The Fed dapat berdampak tidak hanya pada aset digital tetapi juga pasar yang luas secara keseluruhan," kata Chen dikutip dari Forbes.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan