Perusahaan milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, RANS Entertainment mengembangkan metaverse melalui RansVerse. RANS mengandalkan teknologi yang dikembangkan oleh startup virtual reality (VR) Tanah Air, Shinta VR untuk membangun dunia virtual.
RansVerse merupakan bentuk kerja sama empat entitas. Keempatnya yakni:
- RANS Entertainment sebagai pemilik intellectual property RansVerse
- VCGamers sebagai pihak penyedia infrastruktur blockchain
- Upbanx sebagai penyedia layanan pendanaan bagi influencer
- Shinta VR sebagai pengembang platform metaverse
Shinta VR berdiri sejak 2016 sebagai perusahaan VR. Managing Director Shinta VR Andes Rizky mengatakan, perusahaan mempunyai visi mengembangkan VR di Indonesia yang berdampak positif bagi masyarakat.
Perusahaan itu telah menangani 150 proyek di sekitar 12 negara. Andes mengatakan, Shinta VR mempunyai tiga produk VR utama yang ditawarkan kepada pengguna, yakni:
- MilleaLab: VR platform yang mendukung pengguna membuat konten edukasi. Ini sudah diakses oleh 8.000 guru di lebih dari 1.500 sekolah.
- SpaceCollab: Menyediakan ruang dan sistem untuk kolaborasi
- Virtual Character System: Menyediakan sistem yang bisa membuat karakter virtual seperti avatar untuk promosi, acara live hingga konten YouTube
"Produk teknologi ini (SpaceCollab) menjadi fundamental dalam membangun metaverse. Di sini orang bisa bertemu secara virtual, berinteraksi hingga bermain game bersama," kata Andes dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/7).
Meski begitu, ketika teknologi itu digunakan untuk membangun RansVerse. "Kami sudah punya teknologi misalnya, untuk kreator ada MilleaLab, dia bisa membuat dunia virtual sendiri. Ada juga sistem untuk membuat avatar," katanya.
Teknologi itu menurutnya bisa digabungkan dengan lainnya seperti kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), mesin pembelajar atau machine learning hingga blockchain yang mengarah ke metaverse.
Sebelumnya, Raffi Ahmad menjelaskan bahwa RansVerse berbentuk kota sendiri yang memfasilitasi setiap penggunanya berinteraksi di dunia virtual. “Orang bisa membeli tanah di situ dan berinteraksi, rasa-rasanya seru,” ujarnya.
RansVerse juga berbentuk pulau yang terdiri dari lima bagian. Tiap bagian mempunyai plot tanah dengan berbagai ukuran.
Di RansVerse, tanah ukuran 16 kali 26 meter persegi dihitung satu land. Empat land disebut satu neighborhood. Lalu 16 land disebut cluster. Kemudian 36 land menjadi district, dan 64 land dikatakan sebagai country.
Tanah itu bisa diperdagangkan di RansVerse. Platform dunia virtual ini pun mengandalkan ekosistem blockchain. Tidak hanya tanah, pengguna bisa membeli aset digital lain seperti bangunan hingga pakaian.
Semua itu bentuknya NFT alias non-fungible token. Pada setiap aset, ada tingkat kelangkaan tersendiri.
Untuk membeli aset digital itu, pengguna mesti memakai VCG token yang sudah berjalan di uang kripto (cryptocurrency) binance dan ethereum. RansVerse membatasi ketersediaannya menjadi 100 juta token.
Setelah membeli tanah, pengguna bisa menggunakan aset digitalnya untuk berbagai hal. Berbagai jenis lapangan pekerjaan bisa diciptakan dan mempunyai nilai ekonomi, mulai dari pembuat gim, studio game, dan builder game.
RansVerse juga memfasilitasi pemilik aset digital membuat konten stand up comedy, konser live streaming hingga jumpa fans. Menurutnya, pengguna tidak mesti menggunakan perangkat VR untuk masuk ke RansVerse. Bisa juga memakai smartphone.