Orang terkaya di dunia versi Forbes, Elon Musk mengumumkan tidak jadi membeli Twitter US$ 44 miliar atau sekitar Rp 660 triliun. Twitter pun berencana menuntut CEO Tesla ini ke pengadilan.

“Twitter membuat representasi palsu dan menyesatkan tentang prevalensi akun palsu di platform,” demikian isi surat enam paragraf yang diajukan oleh Elon Musk kepada Securities and Exchange Commission (SEC), dikutip dari NPR, Minggu (10/7).

Padahal, Elon Musk sempat berselisih dengan dewan direksi Twitter saat mengumumkan akan membeli perusahaan media sosial itu. Pendiri Tesla ini bahkan mengancam akan mengurangi gaji mereka setelah membeli Twitter.

Twitter bahkan menargetkan 13 juta pengguna selama April – Juni. Ini merupakan target tertinggi yang ditetapkan oleh perusahaan.

Setidaknya ada tiga alasan Elon Musk membatalkan pembelian Twitter, sebagai berikut:

1. Transparansi jumlah akun bot dan spam di Twitter

Akun "bot" atau "spam" atau " palsu" semuanya merujuk pada akun tidak autentik yang meniru cara orang menggunakan Twitter. Beberapa akun spam diotomatisasi menggunakan mesin, tetapi ada juga yang dioperasikan oleh orang.

Bot dapat membalas cuitan orang lain, berbagi tweet, mengikuti dan diikuti oleh orang.

Elon Musk prihatin dengan akun bot atau spam. Ia pun meminta Twitter mengatasi hal ini saat menghadiri acara untuk karyawan perusahaan media sosial itu pada 2020.

Sejak mengumumkan niatnya untuk membeli Twitter pada April, Elon Musk berulang kali mencuit tentang akun bot dan spam di platform.

CEO Twitter Parag Agrawal kemudian mencuit soal cara perusahaan mendeteksi dan memerangi akun bot atau spam. Cuitan ini kemudian ditanggapi dengan emoji kotoran oleh Elon Musk.

Elon Musk yakin jumlahnya 20% dari total akun.

Dalam surat terkait pembatalan pembelian Twitter pada 6 Juni, pengacara Elon Musk yakni Mike Ringler pun meminta lebih banyak informasi mengenai akun bot dan spam. “Twitter menolak permintaan data,” kata dia.

Menurutnya, penolakan itu sama saja dengan pelanggaran kesepakatan. Hal ini memberi Elon Musk hak untuk memutuskan perjanjian.

Keesokan harinya, Twitter setuju untuk mengizinkan Elon Musk akses langsung terkait data traffic di platform.

Sejak mencatatkan saham perdana alias IPO pada 2013, Twitter memperkirakan bahwa sekitar 5% akun adalah bot atau spam. Pekan lalu, perusahaan mengatakan kepada wartawan bahwa mereka menghapus sekitar satu juta akun bot dan spam setiap hari.

Namun, Twitter mengizinkan akun bot atau spam yang bersifat layanan. Alasannya, bermanfaat bagi pengguna segmen korporasi dan umum.

2. Elon Musk Ingin Membeli dengan Harga Lebih Murah

Elon Musk menandatangani kesepakatan untuk membeli Twitter US$ 44 miliar. Namun harga saham perusahaan media sosial ini sekitar US$ 37 pada perdagangan Jumat (8/7) atau turun hampir 30% dibandingkan saat CEO Tesla mengumumkan akan membeli.

Pada Mei, Elon Musk mengatakan dia mungkin berusaha untuk menegosiasikan harga yang lebih rendah.

Sebulan kemudian, Twitter mengatakan bahwa perusahaan telah dan akan terus berbagi informasi secara kooperatif dengan Elon Musk terkait kesepakatan. “Kami bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati,” ujar Twitter.

Perusahaan pun berencana mengadakan pemungutan suara pemegang saham pada kesepakatan pada pertengahan Agustus. Sebelum itu dilakukan, Elon Musk justru membatalkan perjanjian.

Dalam kesepakatan itu, jika salah satu pihak melanggar kesepakatan, mereka dapat membayar biaya US$ 1 miliar kepada pihak lain.

3. Elon Musk Khawatir dengan Anggaran Twitter

Engadget melaporkan, CEO Tesla ini khawatir dengan pengeluaran Twitter. Namun ia tidak berkomentar mengenai langkah efisiensi yang dilakukan oleh Twitter, termasuk kabar pemutusan hubungan kerja alias PHK.

Twitter memang dikabarkan melakukan PHK terhadap 30% pegawai di tim akuisisi bakat. “Jumlahnya kurang dari 100 orang,” kata perusahaan kepada The Wall Street Journal.

Harta Elon Musk Berkurang

Reuters melaporkan pada Mei (4/5), Elon Musk mendaftarkan sejumlah nama investor terkenal yang siap menyediakan dana US$ 7,14 miliar untuk membeli Twitter. Ini termasuk salah satu pendiri Oracle Larry Ellison dan Sequoia Capital.

Larry Ellison merupakan anggota dewan di Tesla dan teman dekat Elon Musk. Ia berkomitmen memberikan US$ 1 miliar untuk membantu Musk membeli Twitter.

Namun Elon Musk kehilangan kekayaan hampir US$ 62 miliar atau Rp 928 triliun selama paruh pertama tahun ini. Meski demikian, CEO Tesla tetap menjadi orang terkaya di dunia.

Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, bukan hanya Elon Musk yang kehilangan harta. Kekayaan 10 orang terkaya di dunia turun US$ 250 miliar atau Rp 3.745 triliun tahun ini.

"Penurunan kekayaan mereka disebabkan jatuhnya pasar saham Amerika Serikat (AS) pada 2022," demikian dikutip dari Business Insider, dua pekan lalu (2/7).

Harga saham Tesla merosot 43% tahun ini, karena ketidakpastian ekonomi. Tesla menjadi salah satu penyumbang utama kekayaan Elon Musk.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan