Arus lalu lintas digital lewat jalur kabel laut dari Indonesia ke luar negeri masih harus lewat Singapura. CEO PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) Budi Satria Dharma Purba mengatakan hanya 3% arus lalu lintas yang tak melewati Singapura.

Budi mengatakan sebanyak 17 kabel laut dari Indonesia ke luar negeri, sebanyak 16 atau 97% mengarah ke Singapura dan Malaysia. Menurut Budi, kondisi ini penuh risiko, selain kepadatan lalu litas trefik yang bisa mengurangi kecepatan.

Risikonya terlalu besar untuk ditangani begitu terjadi gangguan besar di Singapura atau Selat Malaka," kata Budi dalam pertemuan di Jakarta, Senin (18/7).

Telin yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) ini akan meluncurkan "gateway" internasional di Menado yang diharapkan menjadi hub arus lalu lintas digital pengganti Singapura.

Budi mengatakan secara perlahan, gateway di Menado akan mengurangi arus lalu lintas digital Indonesia ke Singapura. Targetnya pada 2025, arus lalu lintas digital tak lagi mayoritas di Singpura. "Sekitar 50%-50% antara gateway Singapura dan Menado.

Telin menginisiasi rute kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) SEA-US yang menghubungkan Singapura, Manado (Indonesia), Hawaii dan langsung ke Amerika Serikat. Jalur kabel laut ini alternatif rute yang umumnya melewati Hong Kong dan Shanghai.

"Setelah ada kabel IGG SEA-US, sekarang ada alternatif agar tidak bawa internet Singapura sentris," kata dia.

Kabel IGG SEA-US ini beroperasi sejak 2017, kata Budi, tahun depan kemungkinan sudah penuh.

Kondisi geopolitik di Laut China Selatan turut mempengaruhi minat yang besar untuk gateway Manado ini. "Provider AS pun menghindari rute Laut Cina Selatan dan memilih rute IGG SEA-US," kata Budi.

Budi menilai, selain alasan keamanan dan agar tidak bergantung kepada negara lain, gateway Manado juga diharapkan juga akan mendukung kecepatan internet yang lebih merata di wilayah timur

Direktur Wholesale & International Service Telkom Bogi Witjaksono mengatakan satu-satunya cara agar mereka yang ada di wilayah timur bisa menikmati layanan yang lebih cepat atau setara di wilayah barat dengan harga yang hampir sama yaitu dengan membuka pintu baru agar lalu lintas tidak terpusat di satu titik saja.

"Ibaratnya kita membelah jalan raya. Tidak semua masuk ke pintu tol yang sama, tetapi pintu tolnya ditambah," kata dia.

Lewat gateway Manado, masyarakat di wilayah Indonesia timur bisa mendapatkan kualitas layanan konektivitas dan harga yang mendekati wilayah barat.

Di sisi lain, adanya gateway Manado diharapkan bisa mendukung keamanan nasional jika terjadi sesuatu di wilayah barat.

"Harapan kami, kalau di situ ada gateway, pelaku industri digital pun pasti akan menuju ke sana sehingga mendorong ekonomi digital di area Indonesia bagian timur," kata Bogi.