Amerika Serikat (AS) dikabarkan membiayai warga Rusia agar dapat mengakses virtual private networks (VPN). Melalui VPN, warga di Negara Beruang Merah bisa membuka Instagram, Facebook, dan Twitter yang diblokir oleh pemerintahan Vladimir Putin.
VPN merupakan layanan gratis atau berbayar yang digunakan untuk meningkatkan privasi dan keamanan saat menjelajahi dunia maya. Teknologi ini bekerja dengan cara menyembunyikan alamat IP pengguna internet dan mengenkripsi datanya.
"Saat terhubung ke VPN, lalu lintas web Anda dimulai dengan mengautentikasi klien atau perangkat Anda dengan lokasi server jarak jauh," demikian dikutip dari Android Police, Selasa (26/7).
VPN membuat pengguna bisa mengakses platform atau situs yang telah diblokir.
Di satu sisi, pemerintah Rusia gencar memblokir platform dan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter sejak disanksi oleh banyak negara, termasuk Amerika. Sanksi ini terkait invasi di Ukraina.
Pemerintah Rusia juga melarang akses konten berita Voice of America, BBC, Bloomberg, CNN, dan Deutsche Welle.
Akibat pemblokiran akses internet dan media sosial, warga Rusia berusaha mencari alternatif dengan mengakses VPN. Banyak juga warga yang beralih mengakses situs dark web.
AS disebut-sebut membantu akses internet warga Rusia. The Moscow Times melaporkan, Amerika meluncurkan proyek bernama Open Technology Fund (OTF).
Proyek dukungan Pemerintah AS itu bertujuan membiayai beberapa perusahaan Amerika agar menyediakan VPN gratis bagi pengguna internet di Rusia.
OTF biasanya menghabiskan US$ 3 juta – US$ 4 juta per tahun untuk mendanai VPN. Angkanya dikabarkan meningkat setelah pemblokiran di Rusia.
"Alat kami terutama digunakan oleh orang-orang yang mencoba mengakses media independen," kata juru bicara perusahaan VPN yang terlibat dalam proyek itu, Lantern, dikutip dari The Moscow Times, awal bulan ini (4/7).
Perusahaan teknologi Psiphon dan nthLink juga menyediakan aplikasi anti-sensor canggih untuk warga Rusia. Diperkirakan ada empat juta pengguna di Rusia yang menerima VPN dari perusahaan itu.
Psiphon mencatat ada lonjakan besar pengguna VPN di Rusia dari sekitar 48 ribu sehari sebelum invasi 24 Februari menjadi lebih dari satu juta sehari pada pertengahan Maret.