1,3 Miliar Data SIM Card Ponsel Diduga Bocor, Berikut Cara Mengeceknya

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data
Penulis: Desy Setyowati
2/9/2022, 12.46 WIB

Pengguna di Twitter mengunggah tangkapan layar (screenshot) yang menunjukkan bahwa 1,3 miliar data SIM Card ponsel diduga bocor. Bagaimana cara memastikan nomor ponsel aman?

Chairman lembaga riset siber CISSReC Pratama Persadha menjelaskan, pengguna bisa mengeceknya lewat laman periksadata.com/simcardkominfo.

"Bisa menggunakan situs periksadata.com dengan memasukkan nomor ponsel," kata Pratama dalam pernyataan pers, Kamis (1/9).

Caranya sebagai berikut:

  • Buka laman periksadata.com/simcardkominfo
  • Masukan nomor ponsel
  • Jika nomor ponsel Anda tidak termasuk dalam sampel yang diunggah oleh peretas, maka aka muncul keterangan pada bagian bawah laman

Keterangan itu berbunyi, "Wah selamat! Data kamu tidak termasuk di dalam sampel yang diberikan oleh pelaku sebanyak 2 juta data," demikian dikutip.

"Tapi kemungkinan data kamu ikut bocor bersamaan dengan 1,3 miliar data registrasi nomor HP lainnya," demikian dikutip.

Sebagaimana diketahui, pengguna Twitter membagikan screenshot yang menunjukkan bahwa 1,3 miliar data pendaftaran SIM card atau kartu ponsel di Indonesia bocor. Disebutkan juga bahwa data bocor berasal dari Kementerian Kominfo.

Data yang diduga bocor itu meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, nama penyedia layanan atau provider, dan tanggal pendaftaran

Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo. Kapasitas data yang diduga bocor itu mencapai 87 Gibabita (GB). Tidak jelas berapa harga dari informasi yang diduga bocor ini.

Namun, penjual dengan nama akun @Bjorka itu menuliskan angka $ 50.000. Ia juga hanya menerima pembayaran menggunakan kripto bitcoin dan ethereum.

Pratama mencatat, data pasti terkait SIM Card yang dijual itu mencapai 1.304.401.300 baris. Bjorka memberikan sampel 1,5 juta data.

“Ketika sampel data dicek secara acak dengan melakukan panggilan beberapa nomor, hasilnya masih aktif semua. Artinya, dari 1,5 juta sampel data yang diberikan merupakan data valid,” kata Pratama.

Hal senada disampaikan oleh Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya. "Setelah mengecek secara random, data dan nomor valid," kata dia kepada media, Kamis (1/9).

Namun, Menteri Kominfo Johnny G Plate menegaskan bahwa data tersebut bukan berasal dari instansinya. “Belum audit. Yang pasti bahwa data itu tidak ada di Kominfo,” kata dia di Bali.

Namun ia memastikan bahwa direktorat jenderal aplikasi informatika Kementerian Kominfo akan melakukan audit.

Reporter: Lenny Septiani, Cindy Mutia Annur