Ribuan pengemudi taksi online demo di kantor Grab dan Gojek pada hari ini (12/9). Grab menyampaikan bahwa perusahaan akan mengganti kerugian atas kerusakan yang diakibatkan dari aksi unjuk rasa.
Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber menyampaikan, perusahaan telah menginformasikan kepada pengunjuk rasa bahwa kantor telah pindah.
“Sudah kami sampaikan sejak notifikasi demonstrasi diterima dari kepolisian beberapa hari sebelumnya,” kata dia dalam keterangan pers, Senin (12/9).
Namun, pengemudi taksi online itu demo di bekas kantor Grab di Gama Tower, Rasuna Said, Jakarta. Sedangkan kantor Grab yang beredar di internet yakni di Gunung Sahari.
Demo pengemudi taksi online di Gama Tower dilaporkan sempat ricuh dan mengakibatkan gerbang depan ambruk.
Mayang mengatakan, Grab sudah menginformasikan pengelola gedung Gama Tower terkait rencana unjuk rasa. “Kami akan mengganti semua kerusakan yang disebabkan oleh aksi demo hari ini,” tambah dia.
Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel menyampaikan, pengemudi taksi online yang berunjuk rasa sekitar 1.000. “Sampai 1.000 sepertinya, bahkan lebih,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (12/9).
Namun, berdasarkan pengamatan Katadata.co.id, jumlah pengemudi taksi online yang demo di kantor Gojek sekitar ratusan orang.
Sedangkan lima tuntutan yang mereka sampaikan yakni:
- Penyesuaian tarif mengikuti kenaikan harga BBM
- Memisahkan pesanan GoCar Gojek dengan BlueBird
- Setop penerimaan mitra pengemudi taksi online yang baru
- Menurunkan potongan komisi dari posisi saat ini 20%
- Menghilangkan biaya pemesanan yang berpotensi menurunkan jumlah pesanan
Pengemudi taksi online juga meminta Gojek dan Grab menghapus sistem alokasi order atau sistem kasta prioritas. Mereka ingin sistemnya kembali ke awal yakni mitra pengemudi bebas memilih untuk mengambil orderan atau tidak.
“Sebab, kami bukan karyawan yang digaji tetap oleh aplikator Gojek dan Grab,” demikian dikutip dari lembar tuntutan.