Elon Musk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.700 karyawan Twitter tidak lama setelah mengakuisisi perusahaan. Orang terkaya ini pun digugat oleh pegawai yang dipecat, dan tengah mencari penggantinya sebagai CEO Twitter.
Namun pencarian CEO baru Twitter itu bukan karena ia digugat oleh pegawai yang di-PHK. Melainkan ia ingin berfokus pada Tesla.
Elon Musk memang menjabat sebagai CEO Tesla, selain CEO Twitter.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri sidang pengadilan atas gugatan dari pemegang saham Tesla. Elon Musk dinilai menggunakan dominasinya di perusahaan untuk mendapatkan gaji besar, meski hanya bekerja sedikit.
Elon Musk pun mengatakan bahwa ia tengah berfokus pada restrukturisasi Twitter, dan proses ini akan segera berakhir.
“Saya berharap dapat mengurangi waktu di Twitter dan mencari orang lain untuk menjalankan perusahaan dari waktu ke waktu,” kata Elon Musk di pengadilan, dikutip dari Reuters, Rabu (16/11).
Elon Musk juga membawa 50 karyawan Tesla ke Twitter. Orang terkaya di dunia ini menjelaskan, tindakan ini hanya untuk membantunya di Twitter secara 'sukarela' dan bekerja 'setelah jam kerja'.
Ia mengungkapkan bahwa tidak ada anggota dewan Tesla yang meneleponnya terkait menggunakan karyawan perusahaan untuk Twitter.
“Ini setelah jam kerja dan hanya jika Anda tertarik untuk mengevaluasi, membantu saya mengevaluasi Twitter," ujar dia.
Menurutnya, meminta bantuan SDM Tesla tidak dianggap sebagai penggunaan aset perusahaan. “Ada 120.000 orang di perusahaan. Ini hanya sebagian kecil,” katanya.
Elon Musk digugat oleh investor Tesla Richard Tornetta US$ 56 miliar atau sekitar Rp 876 triliun. CEO Tesla ini dianggap menggunakan dominasinya atas perusahaan untuk mendapatkan gaji sangat besar.
Di pengadilan, Elon Musk membantah bahwa dirinya menargetkan gaji besar. Ia mengatakan bahwa penghasilannya diperoleh karena Tesla berhasil mencapai 11 dari 12 poin target.
Namun dia mengakui dua hal yakni:
- Membuat panggilan sepihak untuk mengakhiri penerimaan Tesla atas kripto bitcoin
- Dewan tidak diberi tahu sebelum dia mengatakan kepada analis pada Oktober bahwa dewan Tesla mempertimbangkan untuk membeli kembali hingga US$ 10 miliar saham
Meski begitu, belum ada penjelasan tentang siapa yang membuat paket gaji untuk Elon Musk. Orang terkaya di dunia ini sebenarnya tidak mendapatkan gaji, melainkan kompensasi saham.
Pada 2018, investor sepakat memberikan bonus kepada Elon Musk jika berhasil memenuhi target. Bonus itu akan diberikan secara bertahap dalam 10 tahun.
Kompensasi pertama akan diberikan, apabila Elon Musk berhasil meningkatkan kapitalisasi pasar dari US$ 55 miliar pada 2018, menjadi US$ 100 miliar.
Lalu, Elon Musk bakal mendapat bonus lagi jika kapitalisasi pasar menjadi US$ 650 miliar. Kapitalisasi pasar Tesla kini US$ 585,7 miliar.
Kompensasi saham yang diperoleh Elon Musk US$ 22 miliar atau sekitar Rp 316,5 triliun selama 2020.
Dengan gaji sebesar itu, ia mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya di dunia. Padahal, ia berada di urutan ketiga pada akhir 2020.
Pengacara penggugat pun berusaha menunjukkan keterlibatan Elon Musk dalam menentukan gajinya sejak awal. Berdasarkan email sejak Mei 2017, pengacara Tornetta menilai bahwa Elon Musk mendorong rencana pembayaran berbulan-bulan sebelum dewan bernegosiasi dengannya.
"Saya merencanakan sesuatu yang sangat gila, tetapi juga berisiko tinggi," tulisnya.