Investasi Google di Kabel Bawah Laut Diramal Sumbang Rp 1.469 T ke RI

Arief Kamaludin (Katadata)
Logo Google
Penulis: Lenny Septiani
7/12/2022, 19.30 WIB

Google membangun kabel bawah laut bersama XL Axiata, Indosat Ooredoo Hutchison, dan NTT Indonesia. Infrastruktur ini diperkirakan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Tanah Air US$ 94 miliar atau sekitar Rp 1.469 triliun pada 2026.

Itu berdasarkan penelitian dari Analysys Mason pada 2022. Country Director Google Cloud Indonesia Megawaty Khie menjelaskan, kabel bawah laut itu menghubungkan Indonesia dengan tiga infrastruktur sejenis di negara lain pada 2024.

Kabel bawah laut itu adalah kabel fiber optik yang menyusuri dasar laut dan mengirim bit-bit informasi. Infrastruktur ini diklaim mampu mengirimkan data lebih dari 370 TB per detik.

“Kekuatan kecepatan yang sulit dibayangkan,” kata Mega dalam acara Google for Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (7/12).

Proyek tersebut diperkirakan membuka lowongan kerja bagi 1,6 juta orang hingga 2026. Tahun lalu, pengerjaan kabel bawah laut ini merekrut sekitar 300 ribu pekerja.

“Kami berharap investasi ini dan Google Cloud Widget yang diluncurkan di Jakarta dua tahun lalu, dapat membantu bisnis di seluruh Indonesia untuk go digital dengan lebih mudah dan lebih cepat,” kata dia.

Mega menyebutkan, Google berfokus pada tiga hal di negara perusahaan beroperasi, yakni:

  1. Membangun infrastruktur teknologi
  2. Menciptakan alat dan sumber daya untuk bisnis skala kecil
  3. Sering berbagi ilmu untuk membantu produsen lokal berkembang

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investasi di sektor infrastruktur itu dapat meningkatkan manfaat konektivitas digital, seperti:

Meningkatkan konektivitas melalui kecepatan yang lebih tinggi dan area jangkauan yang lebih luas

  1. Penciptaan lapangan kerja
  2. Peningkatan jumlah UKM
  3. Memperbesar peluang dalam ekonomi digital yang meliputi:
  • Membuka sektor industri baru dan kemajuan teknologi (online payment, e-sport, metaverse, dll)
  • Kemudahan akses pendidikan informasi

Pada kesempatan itu, Luhut menjabarkan beberapa angka proyeksi pada 2026, d antaranya:

  • 35% internet akan aktif
  • Tingkat keterlambatan pengiriman data alias latensi yang dirasakan oleh konsumen akhir berkurang 1,4 detik
  • Transit IP berkurang 37%
  • Bandwidth meningkat 34%
  • Tambahan lowongan pekerjaan 1,6 juta

“Pengembangan ekonomi digital akan menjadi pendorong penting untuk mencapai visi Indonesia 2045 yaitu menjadi negara berpendapatan tinggi,” kata Luhut.

Saat ini, PDB Indonesia hanya US$ 4.225, “Kami bermimpi mencapai US$ 10 ribu pendapatan per kapita pada 2030,” ujarnya.

Reporter: Lenny Septiani