Korban PHK Facebook, Twitter hingga GoTo Buat Startup & Raih Investasi

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Sejumlah karyawan berjalan usai bekerja di Jakarta, Senin (24/10/2022). Berdasarkan data Center of Economics and Law Studies (Celios), adanya resesi globalÊyang diprediksi terjadi pada 2023 bisa berdampak terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), karena tahun 2022 pertumbuhan ekonomi global hanya berkisar 3,2 persen, sementara di tahun 2020 mencapai 6,1 persen.
Penulis: Desy Setyowati
4/1/2023, 12.09 WIB

Karyawan raksasa teknologi global seperti induk Facebook, Meta, Twitter hingga Microsoft yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK membuat startup sendiri. Begitu juga di Indonesia, ketika GoTo hingga Ruangguru memangkas jumlah pekerja.

Beberapa karyawan yang di-PHK membuat startup dan meraih pendanaan. Nic Szerman kehilangan pekerjaan di Meta pada November 2022, hanya dua bulan setelah bergabung di perusahaan.

Beberapa hari setelah di-PHK, ia mencari investasi untuk startup sendiri bernama Nulink di bidang pembayaran berbasis blockchain. Ia pun mencari pendanaan ke akselerator startup Y Combinator dan dana kripto Andreessen Horowitz.

Proyeknya ditolak oleh Y Combinator, sementara dia belum mendapat kabar dari Andreessen Horowitz. Namun modal ventura tahap awal lainnya berminat membiayai startup miliknya.

"Saya memberi tahu investor bahwa kami akan mengobrol dalam dua atau tiga bulan," kata pria berusia 24 tahun itu, dikutip dari Reuters, Selasa waktu setempat (3/1). "Saya akan berfokus pada penskalaan sistem sekarang."

"Meskipun kedengarannya berlawanan dengan intuisi, PHK ini membuat saya berada dalam posisi yang sangat baik," ujar dia. "Sebab, saya tidak perlu membayar kembali bonus masuk, mendapat gaji empat bulan, dan sekarang saya punya waktu untuk fokus pada proyek sendiri."

Di tengah maraknya PHK di Amerika Serikat, perusahaan modal ventura di San Fransisco, Day One Ventures meluncurkan inisiatif pada November untuk mendanai startup buatan pegawai perusahaan teknologi yang di-PHK.

Day One Ventures menyediakan dana US$ 2 juta untuk dibagi kepada 20 startup buatan korban PHK. Dengan begitu, setiap perusahaan rintisan terpilih akan mendapatkan US$ 100 ribu atau sekitar Rp 1,56 miliar.

“Jika kami hanya menemukan satu unicorn, itu hampir mengembalikan dana, yang menurut saya merupakan peluang yang sangat unik bagi kami sebagai pengelola dana," kata Co-Founder Day One Ventures Masha Bucher.

"Melihat siklus ekonomi terakhir, perusahaan seperti Stripe, Airbnb, Dropbox tumbuh di tengah krisis,” tambah dia.

Index Ventures juga meluncurkan dana Origins kedua. Perusahaan yang pernah membiayai Facebook, Etsy, dan Skype ini menyediakan US$ 300 juta untuk startup tahap awal.

Begitu juga Venture Partners di Silicon Valley dan modal ventrua Austria Speedinvest mengalokasikan jumlah yang sama untuk startup baru di bidang game dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

“Dengan kemajuan dalam desain game, inovasi baru seperti cloud gaming, dan munculnya media sosial di bidang ini, gim benar-benar melampaui budaya arus utama,” kata partner di Index Ventures Sofia Dolfe.

"Dalam setiap periode ketidakpastian ekonomi, ada peluang untuk mengatur ulang, memprioritaskan ulang, dan memfokuskan kembali energi dan sumber daya,” tambah dia.

Korban PHK di Indonesia Buat Startup

Modal ventura di Indonesia, East Ventures juga menggelar program Indonesia Pasti Bisa, Maju Terus Pantang Mundur (IDPB MTPM) untuk membantu pegawai startup yang mengalami PHK. Perusahaan modal ventura ini memberikan pendanaan total US$ 500 ribu atau Rp 7,5 miliar.

Dana itu diberikan kepada startup, termasuk yang dibentuk oleh karyawan yang terkena PHK. Uang akan disalurkan melalui program coaching dan hackathon IDPB MTPM.

IDPB MTPM merupakan proyek kolaborasi yang dipimpin oleh East Ventures, sebagai salah satu solusi terhadap maraknya PHK startup.

Itu kelanjutan dari IDPB, gerakan kolaboratif yang dipelopori oleh East Ventures sejak 2020 untuk mendukung masyarakat menghadapi masa krisis di Indonesia.

Inisiatif tersebut memberikan kesempatan bagi para calon wirausahawan untuk mengembangkan ide bisnis dan mengambil langkah pertama dalam membentuk startup. IDPB MTPM berfokus pada dua hal, yaitu:

  • Program coaching dan hackathon: bertujuan mendukung para talenta terkena dampak yang ingin membangun perjalanan kewirausahaan dan yang ingin menjadi calon pengusaha
  • Job board

“Saya dan anggota tim merupakan karyawan yang terkena dampak PHK," kata salah satu anggota tim juara Tryvel (Berpijar) Anky Andikara dalam keterangan pers, bulan lalu (20/12/2022).

Pria yang sebelumnya bekerja di startup gerbang pembayaran alias payment gateway itu menilai, program IDPB MTPM menyediakan sesi pelatihan dengan wawasan (insight) yang sesuai.

“Kami dibimbing untuk terus berpikir ulang dan mencari bentuk yang lebih tepat lagi untuk ide bisnis," kata Anky.