Hampir 4.500 Pekerja Profesional Manfaatkan ChatGPT untuk Bekerja

Microsoft, Google, dan OpenAI
Logo Bing, Chrome, dan ChatGPT
23/1/2023, 08.41 WIB

Sekitar 30% lebih atau hampir 4.500 pekerja profesional menggunakan program kecerdasan buatan atau ChatGPT OpenAI dalam menjalankan pekerjaannya. Angka tersebut diperoleh dari survei Fishbowl  pada Januari 2023.

Platform sosial yang dimiliki situs ulasan Glasdoor menyebutkan, responden yang terlibat dalam survei di antaranya karyawan Amazon, Bank of America, JP Morgan, Google, Twitter, dan Meta. Mereka memanfaatkan Chatbot menggunakan AI generatif untuk merespons kebutuhan pekerjaan dalam hitungan detik. Di mana, ChatGPT dilatih untuk memberikan informasi umum yang mengacu dari internet, buku dan Wikipedia, meskipun jawabannya tidak melulu akurat. 

Melansir Bloomberg, penggunaan ChatGPT dikenalkan kepada publik sejak November tahun lalu. Meskipun begitu, para ahli mengantisipasi AI tersebut masih bersifat transformatif.

"ChatGPT akan menjadi 'kalkulator untuk menulis'," kata salah seorang ekonom Universitas Stanford.

Di sisi lain, perusahaan multinasional Microsoft tengah dalam pembicaraan dengan OpenAI terkait investasi senilai US$ 10 miliar. Raksasa perangkat lunak tersebut juga berharap dapat mengintergrasikan GPT ke dalam perangkat lunak Tim dan Office yang banyak digunakan. 

Ilustrasi Pekerja (Freepik)

Sementara itu, pekerja profesional di sektor pemasaran sangat tertarik untuk menguji coba teknologi tersebut. Sebanyak 37% profesional mengatakan bahwa mereka telah menggunakan AI di tempat kerja. Sementara, 35% pekerja teknologi turut memanfaatkan teknologi tersebut, diikuti oleh 30% konsultan profesional. 

Menurut survei, banyak pekerja profesional yang memanfaatkan teknologi untuk membuat draft email, menghasilkan ide, menulis, hingga memecahkan kode, serta meringkas penelitian atau catatan rapat. Kemudahan teknologi ChatGPT juga dimanfaatkan CEO untuk bertukar pikiran dan menulis email.

Kepala eksekutif platform pembelajaran online Coursera, Jeff Maggioncalda menilai siapa pun yang tidak memanfaatkan ChatGPT, akan berada pada posisi sangat tidak menguntungkan. "Saya hanya memikirkan kemampuan kognitif dengan alat ini. Dibandingkan sebelumnya, efisiensi dan produktivitas saya jauh lebih tinggi," ujarnya. 

Tak hanya itu, beberapa pekerja turut membagikan pengalaman mereka menggunakan ChatGPT di FishBowl. Salah satunya menceritakan ChatGPT sudah mengubah hidupnya dan rencana pekerjaannya untuk 2023. Bahkan, seorang manajer produk yang baru direkrut, 100% mengandalkan ChatGPT untuk menjalankan pekerjaan barunya.

Peringatan dari Peneliti

Seiring kemudahan yang ditawarkan ChatGPT kepada publik, peneliti justru mengingatkan agar pengguna tetap perlu berhati-hati. Sebagian kekhawatiran mengacu pada peran ChatGPT dalam pendidikan, di mana sekolah umum Kota New York telah melarang penggunaannya.

Menurut para ahli, perusahaan perlu memikirkan kebijakan mereka untuk teknologi instan tersebut. Jika tidak, mereka berisiko masuk ke dalam jebakan yang dapat ditimbulkan oleh ChatGPT dan model AI lainnya, seperti kesalahan faktual, pelanggaran hak cipta, dan kebocoran informasi perusahaan yang sensitif.

Namun, teknologinya akan tetap ada, dan kemungkinan akan semakin menyebar. Banyak program yang sudah dibantu AI, dengan OpenAI diatur untuk merilis API, atau antarmuka pemrograman aplikasi, jumlah aplikasi khusus yang dibangun di atas alat tersebut bakal berlipat ganda.

Sementara itu, beberapa profesional tidak menjual kepraktisan penggunaan atau kualitas hasil. Bahkan, beberapa peneliti menilai dalam beberapa tahun lagi pekerja akan digantikan oleh teknologi. “Jika ChatGPT mulai membuat slide, saya sudah selesai,” tulis seorang karyawan Deloitte.