Elon Musk menilai internet super cepat Starlink bisa memicu perang dunia III. Oleh karena itu, ia akan membatasi penggunaannya oleh militer Ukraina.

CEO Tesla dan Twitter itu memang membantu pemerintah Ukraina menghadapi invasi Rusia dengan menyediakan internet cepat Starlink. Hal ini karena infrastruktur telekomunikasi di Ukraina dihancurkan.

Starlink merupakan anak usaha SpaceX yang bergerak di bidang infrastruktur internet. Perusahaan ini menyediakan ribuan satelit kecil yang dikirim secara massal ke orbit bumi pada posisi rendah.

Dikutip dari CNET, Starlink mulai gencar mengembangkan layanannya sejak 2021. Namun, pengembangan jaringan sebenarnya sudah dimulai sejak 2015. Kemudian, satelit prototipe pertama diluncurkan ke orbit pada 2018.

Sejak saat itu, SpaceX mengerahkan ribuan satelit Starlink ke orbit rendah. Total, ada lebih dari 2.000 satelit yang mengorbit per akhir tahun lalu.

Mantan astronot NASA Scott Kelly mempertanyakan pembatasan akses Starlink oleh militer Ukraina. Padahal, "Ukraina sangat membutuhkan dukungan Anda yang berkelanjutan," tanya dia kepada Elon Musk melalui Twitter.

“Tolong pulihkan fungsionalitas penuh satelit Starlink. Pertahanan dari invasi genosida bukanlah kemampuan ofensif. Ini bertahan hidup. Kehidupan yang tidak bersalah akan hilang. Anda dapat membantu,” cuit Kelly. “Terima kasih”.

Elon Musk pun merespons pertanyaan tersebut. “Anda cukup pintar untuk tidak menelan pemberitaan media dan  propaganda lainnya,” ujar pendiri SpaceX itu.

Dia menekankan bahwa layanan internet yang dijalankan oleh SpaceX tetap menjadi tulang punggung komunikasi Ukraina, terutama di garis depan, di mana hampir semua konektivitas internet lainnya telah dihancurkan.

"Tapi kami tidak akan mengizinkan eskalasi konflik yang dapat menyebabkan perang dunia ketiga," cuit Elon Musk.

Elon Musk juga membalas cuitan blogger. Orang terkaya kedua di dunia versi Bloomberg ini menyampaikan akan terus membantu Ukraina meskipun menimbulkan ketakutan.

“SpaceX belum melarang militer Ukraina menggunakan Starlink,” ujar dia. “Terminal komersial SpaceX, seperti produk komersial lainnya, untuk penggunaan pribadi, bukan militer.”

Meski begitu, “kami berusaha keras melakukan hal yang benar. Namun 'hal yang benar' adalah pertanyaan moral yang sangat sulit," tambah Elon Musk.

Minggu lalu, Presiden SpaceX Gwynne Shotwell mengatakan bahwa Ukraina memanfaatkan Starlink untuk hal-hal yang tidak diatur dalam kesepakatan. “Internet cepat ini tidak pernah dimaksudkan untuk dijadikan senjata,” katanya.

Jaringan 2.200 satelit Starlink digunakan untuk drone Ukraina.