Cina Gandeng Rusia untuk Perkuat Teknologi AI, Saingi Amerika

ANTARA FOTO/Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS/AWW/djo
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping
Penulis: Lenny Septiani
24/3/2023, 10.19 WIB

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyepakati kerja sama untuk mendominasi dunia teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sedangkan ChatGPT buatan Amerika Serikat tengah viral di dunia.

Kerja sama tersebut tertuang dalam dokumen ‘Pernyataan Bersama tentang Memperdalam Kemitraan Komprehensif Rusia - Tiongkok dan Kerja sama Strategis untuk Era Baru’.

Putin menyatakan kedaulatan teknologi adalah kunci keberlanjutan. “Kami mengusulkan untuk lebih meningkatkan kemitraan strategis dalam industri tertentu,” kata Putin dikutip dari laman resmi Presiden Rusia, Selasa (21/3).

Dengan menggabungkan kekayaan kapasitas penelitian dan kemampuan industri kedua negara, “Rusia dan Cina dapat menjadi pemimpin dunia dalam teknologi informasi, keamanan siber, dan kecerdasan buatan,” ujarnya.

Kesepakatan tersebut dilakukan dalam pertemuan kedua pemimpin di Rusia atas undangan Putin pada Senin (20/3). Keduanya mendiskusikan isu-isu terkini tentang pengembangan lebih lanjut kemitraan komprehensif dan interaksi strategis antara Rusia dan China, serta memperdalam kerja sama di panggung internasional.

Berdasarkan dokumen kesepakatan tersebut, pada bagian keempat dikatakan bahwa kedua negara akan:

  1. Memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan di bidang inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi 
  2. Memperluas pertukaran bakat di industri
  3. Memanfaatkan potensi kerja sama dalam penelitian dasar, penelitian terapan, dan industrialisasi pencapaian ilmu pengetahuan dan teknologi
  4. Berfokus pada penelitian bersama di bidang-bidang terdepan dalam sains dan teknologi serta isu-isu umum dalam pembangunan global, termasuk menangani dan beradaptasi dengan perubahan iklim
  5. Menjelajahi model kerja sama baru di bidang teknologi dan industri seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, 5G, ekonomi digital, dan ekonomi rendah karbon (low-carbon)

Pada bagian tujuh dikatakan bahwa kedua negara:

  1. Menentang militerisasi bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
  2. Menentang pembatasan pengembangan dan kerja sama TIK yang normal
  3. Mendukung pembentukan sistem tata kelola Internet global yang multilateral, adil dan transparan. Dengan alasan untuk memastikan kedaulatan dan keamanan tata kelola Internet di setiap negara.

“Kedua pihak percaya bahwa kode etik nasional yang baru dan bertanggung jawab di dunia maya informasi harus dirumuskan, khususnya instrumen hukum internasional universal,” kata dokumen tersebut. 

‘Inisiatif Keamanan Data Global’ Cina dan makalah konsep Rusia tentang Konvensi Keamanan Informasi Internasional akan memberikan kontribusi penting bagi perumusan norma yang relevan. 

Cina dan Rusia menyambut United Nations Open Working Group on Security in the Use of Information and Communications Technology 2021 - 2025 dan Information Security sebagai satu-satunya proses PBB di bidang keamanan informasi internasional. Working group ini merupakan komite terbuka yang bekerja pada norma-norma perilaku dunia maya.

"Kedua pihak mendukung Komite Ad Hoc PBB untuk mengembangkan konvensi internasional yang komprehensif melawan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk tujuan kriminal," kata dokumen itu.

Reporter: Lenny Septiani