Microsoft membukukan pendapatan mencapai US$ 52,9 miliar atau setara Rp 777,89 triliun pada kuartal III tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2023. Angkanya naik 7% dari omzet periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 49,36 miliar atau Rp 725,83 triliun.
Dari tiga segmen Microsoft, pendapatan segmen More Personal Computing merosot 9% menjadi US$ 13,3 miliar. Segmen ini terdiri dari bisnis Bing, Windows, Surface, dan XBox. Penjualan lisensi sistem operasi Windows ke pembuat perangkat yang menurun 28% dianggap menjadi biang keladinya.
Kendati demikian, pendapatan segmen komputasi awan pintar atau Intelligent Cloud tercatat melonjak 16% menjadi US$ 22,1 miliar. Omzet segmen ini mencakup cloud publik Azure, layanan korporat, server SQL dan server Windows.
Pendapatan di segmen Productivity and Business Processes tercatat naik 11% secara tahunan menjadi US$ 17,5 miliar. Segmen ini mencakup Dynamics, LinkedIn, dan Office. Pendapatan per pengguna membantu perusahaan mencapai pendapatan lebih banyak dari langganan perangkat lunak atau software Office 365.
"Aplikasi komunikasi Teams memiliki lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan, naik dari 280 juta pada kuartal sebelumnya," ujar Satya Nadella, Chairman sekaligus CEO Microsoft dikutip dari Xinhua.
Berdasarkan laporan keuangan Microsoft kuartal III, pendapatan operasional tercatat mencapai US$ 22,4 miliar atau naik 10%.
Perusahaan milik konglomerat Bill Gates itu menghasilkan laba bersih kuartalan sebesar US$ 18,3 miliar atau sekitar Rp 269,1 triliun, naik 9% secara tahunan dari sebelumnya, US$ 16,73 miliar atau Rp 246,01 triliun.
Kendati mengalami penurunan omzet di segmen More Personal Computing, Microsoft memutuskan untuk berinvestasi miliaran dolar di OpenAI dan memanfaatkan model kecerdasan buatan untuk versi baru mesin pencari Bing dan penyempurnaan perangkat lunak Microsoft 365
"Model AI (kecerdasan buatan) tercanggih di dunia hadir bersama dengan interface pengguna paling universal di dunia, bahasa alami, untuk menciptakan era baru komputasi," ujar Satya.
Di seluruh Microsoft Cloud, Microsot diklaim sebagai platform pilihan untuk membantu pelanggan mendapatkan nilai maksimal dari belanja digital mereka, dan berinovasi untuk AI generasi berikutnya,
Dikutip dari CNBC, Direktur Keuangan Microsoft Amy Hood mengatakan, seperti halnya perubahan platform yang signifikan, Microsoft dimulai dengan inovasi. "Kami sangat senang dengan feedback (umpan balik) awal dan sinyal permintaan dari kemampuan AI yang telah kami umumkan hingga saat ini," kata Amy.
Dia memastikan Microsoft akan terus berinvestasi dalam infrastruktur komputasi awan, khususnya belanja modal terkait AI. "Seiring dengan peningkatan permintaan yang didorong oleh transformasi pelanggan, kami berharap pendapatan yang dihasilkan akan tumbuh di masa mendatang," ujarnya.