Peneliti Amerika Serikat (AS) mengembangkan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) baru yang dapat membantu orang-orang yang memiliki kesadaran mental, tapi tidak dapat berbicara secara fisik, seperti terkena stroke.
Sistem ini dikembangkan oleh para peneliti di University of Texas di Austin.
Alex Huth, Asisten Profesor Ilmu Saraf dan Ilmu Komputer University of Texas mengatakan, untuk metode non-invasif, ini merupakan lompatan besar yang nyata dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, "Yakni yang biasanya berupa kata tunggal atau kalimat pendek," ujar Alex Huth seperti dikutip Antara, Kamis (4/5).
Menurut Alex, pihaknya mendapatkan model untuk memecahkan kode bahasa berkelanjutan untuk waktu yang lama dengan ide-ide rumit.
Menurut studi yang diterbitkan Jurnal Nature Neuroscience, Senin (1/5) lalu, sistem yang disebut dekoder semantik tersebut dapat menerjemahkan aktivitas otak seseorang sambil mendengarkan cerita atau diam-diam membayangkan penuturan cerita, menjadi aliran teks yang berkelanjutan.
Tidak seperti sistem decoding bahasa lain yang sedang dikembangkan, sistem ini tidak memerlukan subjek untuk memiliki implan bedah, menjadikan prosesnya tidak invasif.
Studi ini menyebutkan bahwa dalam dekoder yang baru dikembangkan tersebut, rekonstruksi ucapan bukan kata per kata, tetapi dapat menyalurkan inti dari apa yang didengat pengguna.