iPhone Laris Manis, Laba Apple malah Merosot 3 Persen Jadi Rp 354 T
Perusahaan teknologi Apple mencatatkan laba bersih US$ 24,1 miliar atau sekitar Rp 354 triliun pada kuartal II tahun fiskal 2023 yang berakhir 1 April, merosot sekitar 3% dari US$ 25,01 miliar atau Rp 367 trilliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba kuartalan per saham terdilusi menjadi US$ 1,52, meski tidak berubah secara tahunan.
Penyusutan laba ditopang oleh pendapatan Apple yang sebesar US$ 94,8 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun, turun 3% dibanding omzet periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai US$ 97,3 miliar atau Rp 1.400 triliun.
Dikutip dari CNN, pendapatan Apple sedikit lebih baik dari perkiraan analis saham di Bursa Wall Street, tetapi tetap mewakili penurunan pendapatan kuartalan kedua berturut-turut.
Berdasarkan laporan keuangan Apple, penjualan iPhone naik dari US$ 50,57 miliar menjadi US% 51,33 miliar, terutama di beberapa pasar negara maju dan berkembang, seperti Indonesia, India, dan Turki. Penjualan jasa juga naik dari US$ 19,82 miliar menjadi US$ 20,16 miliar. Layanan ini mencakup Apple Music dan Apple TV. Diketahui, aplikasi dari Apple tercatat sekitar 975 juta pelanggan berbayar atau 150 juta lebih banyak dibanding 2022.
"Rekor sepanjang masa dalam jasa dan rekor kuartal untuk iPhone, meskipun situasi ekonomi makro menantang. Basis perangkat aktif terpasang kami mencapai titik tertinggi sepanjang masa," kata CEO Apple Tim Cook, dikutip Senin (8/5).
Penjualan produk wearables, home, and accessories turun dari US$ 8,81 miliar menjadi US$ 8,76 miliar. Penjualan bersih Apple ke Cina turun dari US$ 18,34 miliar menjadi US$ 17,81 miliar.
Penurunan omzet Apple terutama disebabkan penjualan Mac dan iPad berkinerja buruk. Konsumen mengurangi pengeluaran karena kekhawatiran akan terjadinya resesi.
Capaian Apple dari divisi bisnis perangkat keras ini didukung oleh data Gartner yang menyebut pengiriman PC di seluruh dunia turun 30% pada kuartal pertama 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Tim Cook mengatakan, perusahaan akan terus berinvestasi untuk jangka panjang, termasuk demi kemajuan besar dalam membangun produk dan rantai pasokan netral karbon pada 2030.
Mengutip laporan Reuters, Warren Buffett menyebut Apple sebagai portofolio bisnis terbaik yang dimiliki Berkshire. Perusahaan investasi ini memegang 5,6% saham Apple.
Buffett telah lama memuji Apple dengan produk yang didominasi oleh iPhone yang diinginkan dan dibutuhkan banyak orang. Buffet melalui perusahaan investasi miliknya membeli sahamm Apple senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun pada Mei 2016 dan meningkat menjadi US$ 151 miliar atau sekitar Rp 2,2 kuadriliun pada Maret 2023.