Spotify mengumumkan rencana untuk kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 200 pekerjaan dari unit podcastnya. Ini adalah putaran kedua PHK di perusahaan raksasa streaming musik tersebut di tengah upaya merestrukturisasi bisnis setelah bertahun-tahun melakukan investasi besar.
Jumlah karyawan yang di PHK ini mencapai 2% dari total pekerja. Spotify selama ini telah menghabiskan banyak uang untuk membangun bisnis podcastnya dalam beberapa tahun terakhir. Mereka berharap tingkat keterlibatan yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh format tersebut akan mendatangkan lebih banyak pengiklan.
Namun demikian, bisnis ini menyebabkan lonjakan pengeluaran operasional perusahaan hingga dua kali lipat dari kecepatan pendapatannya tahun lalu. Kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi memberikan pengaruh terhadap pendapatan iklan.
Spotify telah memangkas 6% tenaga kerjanya pada awal 2023 dan mengumumkan kepergian Dawn Ostroff, yang membantu membentuk bisnis podcastnya. Mereka saat ini menyatakan, akan menyediakan biaya pesangon sekitar 35 juta euro hingga 45 juta euro (Rp 568 miliar – Rp 730 miliar).
Sahar Elhabashi, yang mengepalai bisnis podcast mengatakan pada Senin (5/6) bahwa perusahaan telah membuat keputusan yang sulit, tetapi perlu untuk melakukan penataan kembali strategis.
Spotify juga mengatakan akan menggabungkan studio Parcast dan Gimlet menjadi satu divisi Spotify Studios, yang akan memproduksi karya asli Spotify.
Elhabashi mengatakan, perusahaan sekarang akan mengambil pendekatan yang disesuaikan untuk setiap pertunjukan dan produksi, dibandingkan dengan pendekatan seragam yang diikuti sebelumnya.
Adapun pasar merespons positif langkah baru Spotify ini. Saham perusahaan yang berbasis di Swedia ini naik melesat 3,03% pada perdagangan kemarin.