ChatGPT Hilangkan Pekerjaan Manusia, Ini Komentar Sam Altman

Antara
Pendiri OpenAI Sam Altman. Foto: Antara.
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Lavinda
14/6/2023, 14.37 WIB

Tren kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dinilai berpotensi menggeser fungsi beberapa jenis profesi dan pekerjaan, sehingga mengalami penurunan peran dalam lima tahun mendatang.

Menanggapi fenomena tersebut, Sam Altman, CEO OpenAI yang menciptakan chatbot berteknologi canggih ChatGPT, berpendapat bahwa manusia harus bergerak mengikuti masa depan.

"Karena akan ada hal yang lebih banyak lagi yang terjadi," ujar Sam kepada media saat berkunjung ke Jakarta, Rabu (14/6).

Dia mengatakan kehadiran teknologi baru, entah ChatGPT atau teknologi lain, akan memunculkan pekerjaan baru yang lebih baik di masa depan.

"Pasti akan ada perpindahan pekerjaan," katanya.

Bahkan hingga hari ini, dirinya mengaku tidak melihat perpindahan pekerjaan sebanyak yang diprediksi para ahli. "Justru kami melihat lebih banyak peningkatan," ujarnya.

Ia menjelaskan pekerjaan seperti programmer menjadi dua atau tiga kali lipat lebih efektif. "Tapi mereka hanya menjalankan pekerjaan lebih banyak," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan ada peningkatan permintaan yang sangat besar terkait 'kode yang ingin ditulis' oleh pengembang, sehingga tidak akan kehabisan pekerjaan.

Sebelumnya, Laporan World Economic Forum bertajuk Future of Jobs Survey 2023 menyebutkan, jenis pekerjaan yang paling banyak hilang tergantikan teknologi AI di antaranya, Petugas Administrasi, Sekretaris, Teller Bank, Petugas Layanan Pos, Kasir dan Petugas Tiket.

Selain itu, pekerjaan lain yang berpotensi mengalami penurunan peran ialah, Petugas Entri Data, Sekretaris Administrasi dan Eksekutif, serta Petugas Akuntansi, Pembukuan, dan Penggajian.

WEF menjelaskan laporan ini dihasilkan dengan membandingkan data Organisasi Buruh Internasional atau ILO secara proporsional antara perkiraan pertumbuhan dan perkiraan jumlah total pekerja dalam perannya.

"Secara keseluruhan, analisis kami menunjukkan bahwa 69 juta pekerjaan akan diciptakan dan 83 juta pekerjaan hilang, menyebabkan kontraksi pasar tenaga kerja global 14 juta pekerjaan dalam lima tahun ke depan," demikian tertulis dalam laporan WEF bertajuk Future of Jobs Survey 2023 yang terbit Mei 2023.

WEF melaporkan, setidaknya 23% pekerjaan di dunia terdisrupsi oleh adanya perkembangan AI. Secara rinci, sebanyak 83 juta pekerjaan di dunia akan hilang, sementara hanya 69 juta pekerjaan baru akan muncul. Jadi, profesi di dunia akan berkurang setidaknya sekitar 14 juta dalam waktu lima tahun ke depan.

Berdasarkan sektor industri, peralihan profesi paling tinggi diperkirakan terjadi pada industri Telekomunikasi, Media, Hiburan dan Olahraga. Artinya, sejumlah pekerjaan manusia pada industri tersebut mengalami perubahan dan beralih digerakkan oleh teknologi.

Selain itu, sektor pemerintahan dan sektor publik juga berada di peringkat kedua industri yang paling banyak terkena dampak perkembangan teknologi.

Di urutan berikutnya ialah industri teknologi informasi dan komunikasi digital, serta Real estate. Sektor jasa keuangan dan pasar modal berada di urutan berikutnya.

Setelah itu, sektor rantai pasok dan transportasi, serta non-pemerintahan dan organisasi keanggotaan. Kemudian, sektor pendidikan dan pelatihan, layanan pribadi dan kesejahteraan, serta agrikultur dan sumber daya alam berada di peringkat selanjutnya.

Reporter: Lenny Septiani