Menjelang hajatan politik akbar Pemilu 2024, WhatsApp mengadakan workshop untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia di delapan kota bertema, 'Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat'.
Workshop tersebut diselenggarakan di Ternate, Manado, Jakarta, Bandung, Samarinda, Pekanbaru, Jayapura, dan Kupang. Tur workshop itu diselenggarakan dari Juli hingga Oktober 2023.
Kedelapan kota tersebut memiliki risiko tinggi berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang disusun Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menjelang Pemilu 2024.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A. Pangerapan mengatakan literasi digital merupakan pengetahuan dasar yang wajib dimiliki masyarakat. "Terutama menjelang Pemilu. Kita perlu membangun perisai penangkal hokas dengan literasi digital, berpikir kritis dan cek fakta," kata dia, Jumat (14/7).
Dalam survei Status Literasi Digital Indonesia 2022, skor literasi digital Indonesia meningkat 0,05 poin dari 3,49 menjadi 3,54 poin. Pada 2020 Indonesia hanya memperoleh skor 3,46 poin, kemudian naik menjadi 3,49 poin atau naik 0,03 poin pada 2021.
Skor itu menunjukkan literasi digital masyarakat Indonesia berada pada kategori sedang. Pengukuran yang dilakukan Menkominfo itu menggunakan empat indikator yaitu kecakapan digital (digital skills), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture).
Sementara itu, menurut Institute for Management Development (IMD) World Digital Competitiveness Ranking 2021, daya saing digital Indonesia terendah ketiga di Asia.
Pada 2018 United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital.
Public Policy Manager WhatsApp Esther Samboh mengatakan WhatsApp ingin berinvestasi dalam mengedukasi pengguna dengan tools untuk mendapatkan informasi terverifikasi, serta mampu memilah informasi yang salah menjelang pemilu. "Ini merupakan kelanjutan dari upaya literasi digital yang telah dilakukan WhatsApp yang menjangkau lebih dari 8 juta orang dalam kurun waktu 3 tahun," kata dia.