Google dan YouTube menyiapkan tiga cara untuk mengantisipasi penyebaran hoaks Pemilu 2024. Bawaslu memperkirakan puncak sebaran hoaks pada Februari 2024.

"Kami percaya bahwa kolaborasi lintas-pihak dapat menghasilkan informasi yang kuat, guna menyukseskan pemilu 2024," kata Director of Government Affairs and Public Policy di Google Indonesia Putri Alam dalam acara #YukPahamiPemilu yang diselenggarakan oleh Google di Jakarta, Rabu (20/9).

Pada 2019 misalnya, Google berkolaborasi dengan KPU dan Bawaslu dalam mengumpulkan informasi. Lalu bekerja sama dengan media untuk mendukung jurnalisme. Selain itu, memberikan pelatihan literasi digital kepada kelompok rentan di tingkat nasional dan daerah.

Pada Pemilu 2024, Google berfokus pada tiga hal yakni:

  1. Melindungi pengguna dari konten yang berbahaya dan ilegal. Caranya dengan menampilkan informasi otoritatif, dan memiliki kebijakan yang menyeluruh.
  2. Menyediakan informasi yang dapat diandalkan. Dengan membantu dalam meningkatkan kemampuan pemilih memilah misinformasi dan membuat pilihan tepat melalui upaya peningkatan literasi media, bersama mitra-mitra lokal.
  3. Menciptakan internet lebih aman

Berdasarkan data KPU, 52% pemilih dalam Pemilu 2024 adalah pemilih muda atau 114 juta orang. Dari jumlah tersebut, 56% di antaranya merupakan pemilih pemula.

Dalam acara yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Budi Arie Setiadi menyampaikan tingkat penetrasi internet Indonesia 78% atau ada 150 juta pengguna internet berusia 18 tahun ke atas. Mereka menggunakan media sosial sekitar hampir enam jam sehari.

Budi menilai, suara mereka berpengaruh besar pada pemilu 2024. “Pemilu 2024 akan semakin melibatkan pemanfaatan internet dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.

Menghadapi kondisi tersebut, Kominfo bekerja sama dengan platform digital, penyelenggara pemilu pengawas pemilu hingga kementerian dan lembaga. Kemitraan dengan platform digital berfokus pada tiga strategi utama yaitu:

  1. Memperkuat moderasi konten negatif
  2. Kampanye literasi digital bersama stakeholder strategis
  3. Orkestrasi komunikasi publik Pemilu damai melalui platform digital
Reporter: Lenny Septiani