UMKM ataupun startup Indonesia sektor kesehatan, pendidikan, dan agrikultur diperkirakan dapat meraup untung lebih banyak di masa depan. Produktivitas usaha mereka bisa naik 141% atau setara 79,6 triliun pada 2030 jika memanfaatkan teknologi cloud.
Ini berdasarkan laporan yang diluncurkan anak usaha Amazon dalam bisnis komputasi awan, Amazon Web Services (AWS) bersama Accenture. Laporan tersebut berjudul “Realising a Cloud-enabled Economy: How Cloud Drives Economic and Societal Impact Through Micro, Small, And Medium-Sized Businesses”.
Laporan ini mencakup 12 negara, termasuk Indonesia. Mereka juga menggunakan gabungan metode pengukuran pasar, survei kuantitatif, serta data yang tersedia untuk umum dari OECD, World Bank, dan the Conference Board Total Economy Database.
UMKM dalam laporan ini adalah bisnis yang memiliki hingga 250 karyawan. Laporan tersebut menyatakan adopsi cloud secara sederhana oleh pelaku usaha Indonesia seperti layanan email berbasis web atau penyimpanan berbasis cloud masih berada di angka 29%.
Jika dibandingkan dengan anggota OECD lain yang tergolong negara maju, angka tersebut mengindikasikan bahwa adopsi teknologi cloud Indonesia berada di tingkat menengah.
Dengan kata lain, peluangnya masih terbuka lebar bagi pelaku usaha Indonesia untuk meningkatkan dan memajukan adopsi cloud untuk mewujudkan potensi sepenuhnya.
Beberapa yang bisa ditingkatkan antara lain penggunaan tools untuk customer relationship management (CRM) dan enterprise resource planning (ERP). Bahkan penerapan cloud tingkat lanjut seperti kecerdasan artifisial (AI) generative dan machine learning saat ini masih rendah.
“Faktanya adalah UMKM masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan adopsi cloud-nya dalam rangka menjawab beberapa tantangan terbesar di masyarakat,” ujar Managing Director of Economic Insights, Accenture Strategy and Consulting Aaron Hill dalam acara rilis laporan tersebut di Jakarta, Selasa (26/9).
Ia mengatakan peningkatan adopsi cloud bisa dilakukan dengan dukungan dari pemerintah maupun industri. Selain itu, cloud bisa berkontribusi terhadap tercapainya Tujuan Pengembangan Berkelanjutan atau United Nations’ Sustainable Development Goals (UN SDGs). Beberapa manfaatnya antara lain:
1. Memfasilitasi konsultasi kesehatan
2. Meningkatkan akses terhadap pendidikan
3. Meningkatkan teknik agrikultur presisi
Di sektor pelayanan kesehatan, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab salah satu tantangan utamanya yakni terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan di komunitas-komunitas tertinggal.
Laporan ini juga mengestimasikan UMKM yang mengadopsi cloud mampu menghasilkan hingga Rp 6 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pelayanan kesehatan. Selain itu, teknologi ini bisa mendukung terselenggaranya 7 juta konsultasi kesehatan jarak jauh pada 2030.
Pada sektor pendidikan, teknologi ini juga bisa membantu menjawab tantangan aksesibilitas dan inklusivitas pendidikan melalui penggunaan platform digital. Startup pendidikan diproyeksikan bisa menghasilkan Rp 15 triliun setiap tahun lewat peningkatan produktivitas.
Selain itu, usaha rintisan pendidikan bisa menyediakan solusi e-learning bagi 21 juta pelajar di Indonesia pada 2030. Ini merupakan peningkatan sebesar 75% dibandingkan sekarang.
Laporan ini juga menjelaskan bahwa sekitar 48 juta orang dewasa diprediksi akan mengakses pendidikan melalui para UMKM diberdayakan cloud tersebut.
Sementara di sektor agrikultur, UMKM yang mengadopsi cloud diprediksikan mampu menghasilkan hingga Rp 59,1 triliun setiap tahunnya. Laporan ini menyebutkan produktivitas 1 dari 9 usaha pertanian meningkat sebanyak 300% dibanding saat ini.
Kendala Adopsi Cloud
Meski demikian, adopsi cloud bukannya tanpa kendala. Dari laporan Amazon, kendala utama yang merintangi adopsi cloud di kalangan UMKM, yakni:
1. Keamanan siber
2. Budaya organisasi
3. Keterbatasan akses terhadap teknologi informasi (TI)
4. Keterbatasan infrastruktur baik software maupun hardware
5. Keterbatasan kecakapan digital
Untuk membantu para pelaku UMKM mempercepat adopsi cloud, laporan ini memberikan lima rekomendasi yang patut diperhatikan, yakni:
1. Mengindentifikasi bagaimana cloud dapat menyederhanakan tujuan-tujuan strategis
2. Mengevaluasi dukungan industri dan pemerintah
3. Memberikan edukasi serta program peningkatan kecakapan cloud bagi para karyawannya
4. Mengkaji kembali kebijakan data serta keamanan
5. Menciptakan strategi migrasi cloud secara menyeluruh
Managing Director, Mid-Market Enterprise and SMB, ASEAN, AWS Gunish Chawla mengatakan UMKM memainkan peran yang krusial dalam menjawab permasalahan-permasalahan di masyarakat. Oleh sebab itu, AWS akan menggandeng pemerintah, pendidik, dan industri untuk membantu UMKM tumbuh.
Sedangkan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki mengatakan pihaknya berkomitmen mempercepat transformasi digital di kalangan UMKM, startup, dan wiraswasta.
“Kami telah memberdayakan dan mendigitalisasi lebih dari 22 juta UMKM di Indonesia, dan menargetkan angka 30 juta UMKM pada 2024 melalui berbagai program maupun kolaborasi,” katanya.