Satelit yang dioperasikan oleh SpaceX, Starlink, sudah beroperasi di Indonesia dalam sektor business to business (B2B) lewat kerja sama dengan Telkom. CEO Telkom Group Ririek Adriansyah mengatakan kinerja internet yang ditawarkan satelit milik Elon Musk tersebut lebih cepat karena berada pada orbit rendah (low earth orbit/LEO).
“Starlink ini jauh lebih cepat karena dia di orbit yang sekitar 500 kilometer. Jadi lebih cepat dan kinerja band-nya lebih bagus,” katanya dalam konferensi pers Telkom ESG Day di Yogyakarta, Kamis (16/11).
Manfaat lainnya kerja sama tersebut adalah dapat menjangkau base transceiver station (BTS) milik Telkom yang berada di daerah pelosok. “Kalau pake fiber optic susah,” ujarRiriek
Sebelumnya, Direktur Bisnis Digital di PT Telkom Indonesia Fajrin Rasyid mengatakan pihaknya telah melakukan kerja sama layanan internet dengan dengan SpaceX Inc. Kerja sama penggunaan layanan Starlink ini dilakukan dengan bentuk antar-bisnis atau B2B, untuk mencari keuntungan dan memperkaya jangkauan telekomunikasi.
"Kami kerja sama penggunaan Starlink melalui PT Telkom Satelit Indonesia atau Telkomsat," kata Fajrin di Hotel Mulia pada awal September lalu.
Telkomsat menyediakan layanan backhaul bagi jaringan Starlink untuk masuk ke dalam negeri. Dengan begitu, layanan Starlink dapat dirasakan di dalam negeri.
Layanan backhaul adalah jaringan yang menghubungkan jaringan backbone ke titik distribusi. Jaringan tersebut pada akhirnya akan dihubungkan pada jaringan akses.
Fajrin menyebut penghubungan layanan Starlink ke jaringan akses dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk alias Telkom. Dengan kata lain, kerja sama layanan Starlink melengkapi produk yang ditawarkan oleh perseroan.
Namun, ia enggan mengumumkan nilai kerja sama tersebut. "Saat ini nilai kerja sama masih belum bisa dipublikasikan," kata Fajrin.