Gerakan Julid Fi Sabilillah kembali menggelar serangan warganet besar-besaran ke beberapa akun Israel, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Givr.
Serangan umum Julid Fi Sabilillah itu digelar selama 16 - 19 Desember. "Spam ke akun-akun berikut ini menyerukan gencatan senjata dan menghentikan serangan ke Gaza," kata Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen julid Anti-Israel Erlangga Greschinov melalui akun X atau Twitter, Sabtu (16/12).
Per awal Desember, Julid Fi Sabilillah menggaet 100 ribu lebih netizen di Indonesia dan Malaysia. Yang terbaru, warganet Arab Saudi dan Turki ikut bergabung dalam gerakan melawan netizen pro-Israel ini.
Arti Julid Fi Sabilillah merupakan pelesetan dari istilah Jihad Fi Sabilillah yang berarti berperang di jalan Allah SWT.
Erlangga mengatakan gerakan Julid Fi Sabilillah bertujuan melemahkan moril Israel, memerangi propaganda Zionis, dan memperkuat narasi pro-Palestina di media sosial.
“Target utama kami yakni para tentara dan aparat kepolisian Israel, warga atau badan yang membuat narasi anti-Palestina, dan menyebarluaskan gerakan ini seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia,” katanya dalam pengumuman di Twitter, akhir November (24/11).
Para warganet yang tergabung memberikan counter-narratives dengan dua cara:
- Persuasif yakni berkomentar pro-Palestina, informasi fakta tentang Palestina
- Trolling seperti perisakan, hujatan, retasan, report massal pada akun-akun Zionis
Mereka juga mengecek informasi terkait Palestina dan Israel yang beredar di media sosial, untuk mengantisipasi hoaks dan disinformasi.
Namun warganet Indonesia yang mengikuti gerakan Julid Fi Sabilillah diimbau untuk tidak membawa narasi antisemitisme seperti Holocaust, Nazi, Hitler, dan semacamnya. Teori konspirasi antisemitisme mengatakan bahwa Yahudi ingin membawa populasi minoritas tidak terdokumentasi ke negara-negara Barat untuk mengurangi mayoritas kulit putih.
“Sebab yang kami lakukan adalah melawan Zionisme dan kekejaman Israel, bukan bangsa atau ras Yahudi,” kata Erlangga.