Google PHK 1.000 Lebih Karyawan dalam Seminggu Demi AI

pixabay.com/377053
Cara Menghapus History Google
Penulis: Lenny Septiani
19/1/2024, 10.47 WIB

Google telah melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap lebih dari 1.000 orang dalam seminggu. Raksasa teknologi ini berfokus pada kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

“Kami memiliki tujuan ambisius dan akan berinvestasi pada prioritas-prioritas besar tahun ini,” kata CEO Google Sundar Pichai melalui memo berjudul ‘prioritas 2024 dan tahun depan’ yang diterima para karyawan pada Rabu malam (17/1), dikutip dari CNBC Internasional.

Pichai menambahkan bahwa pimpinan perusahaan bersiap membagikan tujuan perusahaan terkait AI untuk 2024 minggu ini. Selain itu, akan mempublikasikan objective and key result atau OKR yang menggambarkan kinerja karyawan.

"Kenyataannya, untuk menciptakan kapasitas terkait investasi ini, kami harus membuat pilihan yang sulit," tulis Pichai. Pilihan sulit yang dimaksud yakni PHK.

Pichai menyampaikan, jumlah pegawai yang di-PHK tahun ini tidak sebanyak 2023. Pada Januari 2023, Google melakukan PHK terhadap 12.000 pekerjaan atau sekitar 6% dari total pekerja. Selain itu, mengurangi beberapa tunjangan, laptop, dan peralatan.

Pada awal 2024, Google melakukan dua kali PHK dalam seminggu. Sebelumnya memecat pegawai di engineer pusat, Google Assistant berbasis suara, augmented reality, dan tim engineer pusat.

Lalu memecat karyawan di YouTube. Google telah melakukan PHK terhadap lebih dari 1.000 karyawan dalam sepekan terakhir.

“Kami mengambil keputusan untuk menghilangkan beberapa peran dan mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa rekan tim kami,” tulis Chief Business Officer YouTube Mary Ellen Coe dalam catatan kepada karyawan dikutip dari The New York Times.

“Siapa pun di Amerika dan kawasan Asia-Pasifik yang di-PHK atau mungkin terkena dampaknya, akan diberitahu pada akhir hari ini,” Ellen menambahkan.

YouTube berjuang untuk pulih sepenuhnya dari perlambatan periklanan pada tahun lalu dan menghadapi persaingan ketat dengan TikTok.

Reporter: Lenny Septiani