TikTok melakukan PHK atau pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 60 pekerjaan secara global. Sebagian besar di divisi penjualan dan periklanan perusahaan.
Pegawai TikTok yang di-PHK berkantor di Los Angeles, New York, Austin dan negara lainnya.
TikTok menggelar townhall meeting pada Selasa (23/1) untuk mengumumkan PHK ini.
“Kami secara teratur meninjau bisnis dan melakukan penyesuaian untuk berfokus pada area pertumbuhan strategis jangka panjang,” kata juru bicara induk usaha TikTok yakni ByteDance saat melakukan PHK terhadap ratusan pegawai di divisi game Nuverse pada November 2023, dikutip dari CNBC Internasional.
“Setelah peninjauan baru-baru ini, kami mengambil keputusan sulit untuk merestrukturisasi bisnis game,” juru bicara menambahkan.
Induk usaha TikTok yakni ByteDance memiliki lebih dari 150 ribu pekerja yang tersebar di seluruh dunia. Sementara itu, TikTok mempunyai sekitar 7.000 karyawan di Amerika Serikat.
TikTok menyebut jumlah pengguna aktif di Amerika mencapai 150 juta. PHK di TikTok dinilai menjadi petanda terbaru dari ‘penderitaan’ di industri teknologi.
Perusahaan teknologi besar lainnya, termasuk Google dan Amazon, telah melakukan PHK terhadap ribuan karyawan pada Januari. Kedua raksasa ini mengalihkan sumber daya untuk mengembangkan AI generatif baru.
Raksasa teknologi lain yang melakukan PHK pada Januari yakni Discord, Trend Micro, unit Tencent Riot Games.
Setidaknya ada lebih dari 10 ribu karyawan di bidang teknologi yang di-PHK sejak awal 2024, menurut situs pelacak pekerjaan teknologi layoffs.fyi. Sepanjang tahun lalu, ada sekitar 260 ribu pegawai yang di-PHK di sektor ini.
CEO Meta Mark Zuckerberg menyebut 2023 sebagai ‘Tahun Efisiensi’. Namun sebagian besar analis di Silicon Valley memperkirakan PHK karyawan akan jauh lebih kecil dan lebih tepat sasaran pada 2024 dibandingkan tahun lalu.