Elon Musk berencana mengirimkan satu juga orang ke Mars pada 2029. Bisakah manusia hidup di planet ini?
“Kami sedang memetakan rencana untuk membawa satu juta orang ke Mars,” kata Elon Musk melalui Twitter atau X, Selasa (20/2).
Elon Musk pun memperkenalkan konsep ‘The Great Filter’ yang menggambarkan bagaimana suatu spesies, dalam hal ini umat manusia, perlu mengatasi beberapa kendala untuk bertahan hidup, seperti nuklir Armageddon atau perubahan iklim.
Paradoks Fermi yang mencirikan kesenjangan antara kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi di suatu tempat di alam semesta dan tidak adanya bukti mengenai hal tersebut, mungkin memiliki penjelasan, termasuk gagasan tentang ‘The Great Filter’.
Elon Musk telah lama berpendapat bahwa untuk menjamin keberadaan manusia, maka perlu berevolusi menjadi ‘spesies multi-planet’. Dia menyatakan pada 2021 bahwa dia lebih suka menjadi ‘spesies multi-planet’ daripada spesies yang hanya memiliki satu planet.
Hampir 50 tahun telah berlalu sejak terakhir kali umat manusia mengunjungi bulan. Elon Musk mengatakan ini sudah terlalu lama, sehingga manusia harus kembali dan menetap secara permanen di sana.
Kali ini, itu harus menjadi basis yang cukup besar dan terus dihuni. Kemudian, mendirikan koloni di Mars untuk berkembang menjadi spesies multi-planet, peradaban penjelajah luar angkasa.
Bisakah Manusia Hidup di Mars?
ScienceTimes.com menyampaikan, manusia mungkin bisa mendarat di Mars. Namun kemungkinan untuk selamat di planet Merah sangalah kecil, karena manusia tidak diciptakan untuk lingkungan seperti itu.
Astronot yang melakukan perjalanan ke Mars akan terkena dosis radiasi kurang lebih 300 miliSieverts atau sama dengan 24 kali CAT scan. Menurut studi Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 2019, paparan radiasi astronot di Mars mungkin 700 kali lebih tinggi dibandingkan di Bumi.
Mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti kanker, penyakit jantung, kerusakan otak, penurunan kognitif, dan banyak lagi ketika tiba di planet ini.
“Karena mereka akan berada di Mars untuk jangka waktu lebih lama dibandingkan penumpang atau pilot dalam penerbangan transatlantik, astronot akan terpapar radiasi dalam jumlah besar,” kata Robert Wimmer-Schweingruber dari Universitas Kiel di Jerman.
Ia juga mengatakan bahwa manusia tidak diciptakan untuk tahan terhadap radiasi dari luar angkasa.
Risiko infertilitas dan kanker bagi astronot akan meningkat karena paparan radiasi, yang 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan saat berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional, menurut penelitian pada 2020.
Radiasi dapat membahayakan otak dan menghambat daya ingat dan pembelajaran, selain merusak organ tubuh tertentu. Menurut penelitian lain, astronot mengalami kebingungan dan kehilangan kemampuan mengambil keputusan.