Jasa Marga memimpin pasar jalan tol di Indonesia. BUMN ini mengadopsi teknologi Radio Frequency Identification alias RFID yang memungkinkan pengguna melewati gerbang tol tanpa berhenti.
RFID adalah teknologi untuk melakukan identifikasi dan pengambilan data menggunakan barcode atau magnetic card, menurut BAKTI Kominfo.
Jasa Marga mengembangkan aplikasi Let It Flo untuk pembayaran tol non-tunai dengan teknologi nirsentuh atau Single Lane Free Flow alias SLFF berbasis RFID. Platform ini dikembangkan oleh perusahaan sejak 2017.
Aplikasi Let It Flo sudah diunduh 100 ribu kali di Google Play Store. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, Jasa Marga terus memperbarui aplikasi ini.
Masyarakat juga sudah menguji coba aplikasi Let It Flo sejak 2021. Salah seorang pengguna Twitter membagikan pengalamannya memakai aplikasi pembayaran non-tunai ini di Gerbang Tol Cibubur 2.
“Sensornya sudah cepat sekali. Bahkan palang tidak sempat menutup, jadi tidak akan menimpa mobil. Tidak perlu membuka jendela atau tap kartu. Bisa langsung jalan,” kata salah satu warganet dengan nama akun @ardibhironx, pada Desember 2023.
Pengguna TikTok juga membagikan pengalamannya menggunakan aplikasi Let It Flo di Gerbang Tol Bekasi Barat 1. “Pintu tol (tinggal) cuzz,” kata @farascollection.
Pada Februari 2024, Jasa Marga bekerja sama dengan Telkomsel untuk mengingintegraskan Let It Flo dengan Telkomsel Apps yang bertujuan meningkatkan pengalaman pelangan.
Untuk menggunakan aplikasi Let It Flo saat melewati gerbang tol, pengguna perlu mendapatkan stiker RFID terlebih dulu, yang berfungsi sebagai alat sensor. Stiker ini ditempelkan di kaca depan kendaraan.
Cara mendapatkan stiker RFID dari Flo sebagai berikut:
- Unduh aplikasi Let It Flo di Google Play Store atau App Store
- Lakukan pemesanan RFID
- Pilih lokasi pengambilan stiker RFID
- Bawa kendaraan ke lokasi pengambilan stiker RFID untuk pemasangan oleh teknisi
- Sinkronisasi dengan cara memasukkan nomor registrasi stiker RFID ke menu ‘Reg RFID’ pada aplikasi Let it Flo
Sementara itu, cara menggunakan aplikasi pembayaran tol non-tunai Let It Flo sebagai berikut:
- Pastikan saldo di aplikasi Let It Flo
- Kurangi kecepatan hingga maksimal 20 kilometer per jam ketika memasuki gerbang tol
- Sensor di gerbang tol akan membaca stiker RFID
- Saldo di aplikasi Let It Flo otomatis terpotong. Jika saldo tidak cukup, maka pengguna tidak bisa melintasi gerbang tol tanpa berhenti
Namun teknologi RFID baru diuji coba di beberapa gerbang tol, di antaranya:
- GT Karawaci 2 dan 3
- GT Tangerang 1 dan 2
- GT Kunciran 1 dan 2
- GT Cengkareng
- GT Kamal 1 dan Arah Jakarta
- GT Kamal 3 dan 4
- GT Kapuk
- GT Pluit
- GT Angke 1 dan 2
- GT Tomang
- GT Jelambar 1 dan 2
- GT Tanjung Duren
- GT Karang Tengah Barat 1 dan 2
- GT Meruya 1 dan 2
- GT Kebon Jeruk 1 dan 2
- GT Meruya Utama
- GT Meruya Utara
- GT Meruya Selatan
- GT Ciledug 1 dan 2
- GT Pondok Ranji Sayap
- GT Pondok Ranji Utama
- GT Veteran 1
- GT Ciputat 2
- GT Slipi 2
- GT Pejompongan
- GT Senayan
- GT Semanggi 1
- GT Kuningan
- GT Tebet 1
- GT Cawang
- GT Cililitan
- GT TMII 1 dan 2
- GT Dukuh 2
- GT Cibubur 1 dan 2
- GT Cimanggis
- GT Citeureup 1 dan 2
- GT Sentul Utara 1 dan 2
- GT Sentul Selatan 1 dan 2
- GT Bogor 1 dan 2
- GT Ciawi Arah Jakarta
- GT Halim
- GT Ramp Pondok Gede Barat 1 dan 2
- GT Pondok Gede Timur 1 dan 2
- GT Bambu Apus 1 dan 2
- GT Jatiwarna 1 da 2
- GT Jatiasih 1 dan 2
- GT Cikunir 1, 4, dan 8
- GT Bintara
- GT Pulo Gebang
- GT Bekasi Barat 1 dan 2
- GT Bekasi Timur
- GT Tambun
- GT Cikarang Barat 3, 4, dan 5
- GT Cibatu
- GT Karawang Barat 1 dan 2
- GT Karawang Barat 1 dan 2
Dari sisi teknologi, Jasa Marga juga mengembangkan Intelligent Transport System atau ITS yang berfungsi mengelola pelayanan lalu lintas jalan tol sekaligus menjadi sumber pusat informasi lalu lintas yang terintegrasi.
Pengembangan ITS ditingkatkan melalui superapp Jasamarga Integrated Digitalmap atau JID yang dioperasikan di Jasamarga Tollroad Command Center alias JMTC.
Jasa Marga juga meluncurkan aplikasi Jasa Marga Integrated Maintenance Management System atau JIMMS untuk meningkatkan pengendalian layanan preservasi jalan tol secara real-time.
Jasa Marga Pimpin Pasar Jalan Tol
Jasa Marga mengoperasikan jalan tol dengan total panjang 1.264 kilometer atau km, yang merepresentasikan 47% jalan tol beroperasi di Indonesia. Jumlah ini termasuk penambahan pengoperasian Jalan Tol Serpong-Cinere Seksi 2 Ruas Pamulang-Cinere sepanjang 3,64 km yang dikelola oleh PT Cinere Serpong Jaya alias CSJ.
Total konsesi jalan tol milik Jasa Marga 1.736 km di seluruh Indonesia. Jumlah konsesi ini termasuk Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,05 km yang dikelola oleh PT Jasamarga Akses Patimban atau JAP.
Saat ini, Jasa Marga memiliki beberapa proyek yang tengah berjalan yaitu Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Jalan Tol Akses Patimban, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo, dan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi.
Perseroan berfokus menyinergikan semua lini bisnis yakni konsesi jalan tol, pengoperasian melalui PT Jasamarga Tollroad Operator atau JMTO, dan preservasi jalan tol melalui PT Jasamarga Tollroad Maintenance alias JMTM, serta prospektif lewat PT Jasamarga Related Business atau JMRB.
Sinergi itu bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan seluruh rantai nilai Perseroan yang baru saja merayakan ulang tahun ke -46 pada 1 Maret.
Jasa Marga mencatatkan peningkatan kinerja selama 2023, dengan rincian sebagai berikut:
- Pendapatan usaha naik 12,9% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 15,6 triliun
- Pendapatan tol naik 12,1% menjadi Rp 14 triliun
- Pendapatan usaha lain naik 20,9% menjadi Rp 1,6 triliun
- EBITDA naik 14,2% menjadi Rp 9,9 triliun
- EBITDA margin 63,7%
- Laba bersih Rp 6,8 triliun
- Lalu lintas harian rata-rata di jalan tol naik 5,3% menjadi 3,5 juta kendaraan per hari
“Core profit Perseroan sepanjang 2023 Rp 2,7 triliun, atau meningkat 196,7% yoy,” kata Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana dalam keterangan pers, Senin (4/3).