Warganet Serukan Boikot YouTuber Ria Ricis karena KFC Indonesia

TikTok
Iklan Ria Ricis akan tampil di live TikTok KFC Indonesia
Penulis: Desy Setyowati
13/3/2024, 13.02 WIB

Warganet menyerukan boikot YouTuber Ria Ricis karena diduga bekerja sama dengan KFC Indonesia. Hal ini lantaran KFC di Israel secara terang-terangan mendukung serangan ke Gaza, Palestina.

KFC Indonesia mengunggah konten seputar rencana live TikTok bersama Ria Ricis pada 8 Maret. Perusahaan makanan cepat saji ini juga mengunggah konten dengan YouTuber itu terkait giveaway pada 10 Maret, tetapi kolom komentar ditutup.

Konten kerja sama antara KFC Indonesia dan Ria Ricis itu menuai beragam reaksi warganet. Netizen pun menyerukan boikot Ria Ricis.

“Tetap boikot #FreePalestina,” kata salah satu warganet di kolom komentar unggahan Ria Ricis di Instagram pada 10 Maret.

“Kalau tidak bisa boikot, setidaknya jangan mau bekerja sama dengan pihak pro genosida di Palestina,” kata warganet lainnya.

Ria Ricis memiliki 43,5 juta pelanggan alais subscriber di YouTube, 602 ribu pengikut atau follower di Twitter dan 74,7 ribu di Instagram, serta 43,9 juta di TikTok.

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, Ria Ricis belum memberikan pernyataan apapun terkait seruan boikot warganet.

Operasional KFC Indonesia dikelola oleh PT Fast Food Indonesia Tbk. Emiten dengan kode FAST ini pun menyumbangkan Rp 1,5 miliar untuk membantu rakyat Palestina pada akhir tahun lalu.

Manajemen FAST mengungkapkan, aksi boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi atau mendukung Israel membuat perseroan mengalami penurunan penjualan dan transaksi bisnis. Namun, manajemen tidak memerinci angkanya.

"Untuk mengatasi dampak ini, Perseroan merespons dengan merilis sejumlah produk baru dan promosi yang dirancang untuk menggantikan transaksi yang hilang," ujar manajemen FAST dalam laporan hasil public expose di Bursa Efek Indonesia atau BEI, pada November tahun lalu (28/11/2023).

Selama Januari - September 2023, perusahaan mencatatkan pendapatan Rp 4,62 triliun atau naik 7,04% dibandingkan periode yang sama pada 2022 Rp 4,31 triliun. Perusahaan membukukan laba kotor naik 7,43% menjadi Rp 2,89 triliun.

Beban operasional melonjak 13,86% menjadi Rp 3,04 triliun. Alhasil, perusahaan masih membukukan rugi tahun berjalan Rp 152,42 miliar, membengkak hampir delapan kali lipat dibandingkan periode September 2022 yang rugi Rp 17,16 miliar.