Pemerintah berencana segera merampungkan Peraturan Presiden tentang perlindungan anak dari gim online demi merespons maraknya tindak kriminalitas seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual dan perundungan yang dilakukan anak-anak di bawah umur akibat pengaruh gim online.

Progress-nya sudah dilakukan harmonisasi antara kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, sehingga tugas dan fungsi serta kewenanganannya tidak timpang tindih. Insya Allah tahun ini ditargetkan rampung,” kata Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (KPPA) Nahar dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (11/4).

Soal kemungkinan rekomendasi gim online seperti Free Fire diblokir, Nahar merespons bahwa pengaruhnya banyak dan kompleks. "Risiko yang dihadapi termasuk konten, perilaku, kontak fisik, perilaku konsumen. (Juga) konten-konten tidak sesuai rating  anak-anak," jelas Nahar.

"Ini [Free Fire] yang harusnya diperketat dan diawasi. Resiko-resiko dari perkembangan perilaku yang dapat membahayakan dan mempengaruhi anak-anak," tambahnya.

Psikolog Stenny Prawitasari menilai, gim seperti itu berisiko memengaruhi kesehatan mental dan emosional anak-anak. Sebab gim seperti Free Fire mengandung adegan kekerasan yang intens, termasuk pertempuran dan penggunaan senjata.

“Bermain gim semacam ini secara berulang dapat membuat anak-anak menjadi desensitisasi terhadap kekerasan, di mana mereka mungkin menjadi kurang peka terhadap konsekuensi nyata dari tindakan kekerasan,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan beberapa penelitian menunjukkan korelasi antara bermain gim dan peningkatan agresi pada anak-anak. Dalam lingkungan yang kompetitif seperti gim bergenre battle royale, anak-anak lebih rentan terhadap perilaku agresif, seperti berkata kasar atau mengekspresikan kemarahan saat kalah dalam permainan.

Hal ini juga dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan keterampilan sosial dan kemampuan berkomunikasi anak-anak.

Stenny menegaskan pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih serius terhadap permasalahan dampak gim online terhadap anak-anak. Hal ini memerlukan upaya memperketat regulasi yang mengatur penggunaan gim online, khususnya bagi kalangan anak-anak.

Pentingnya regulasi, ujar dia, bertujuan juga terhadap kesehatan mental dan emosional anak-anak. Pembatasan akses dan pengawasan terhadap konten gim yang mengandung kekerasan dan tidak sesuai dengan usia anak perlu diperkuat untuk melindungi generasi mendatang dari potensi dampak negatif.