Perusahaan afiliasi Ant Group yakni Ant International akan membangun joint laboratorium berupa pusat pelatihan di Jakarta atau Yogyakarta. Bagian dari raksasa teknologi finansial atau fintech asal Cina ini mengincar UMKM alias Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Menteri Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyampaikan, Ant International akan bekerja sama dalam tiga hal yakni:

  1. Joint lab di Jakarta atau Yogyakarta
  2. Berpartisipasi dalam beasiswa Digital Talent Scholarship dan Digital Talent Academy
  3. Tata kelola data

“Ant International bersedia untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengakselerasi digital ekonomi, khususnya digital payment dan fintech,” kata Budi di kantornya, Jakarta, Jumat (19/4).

Budi menjelaskan, kerja sama dengan Ant International umumnya menyasar UMKM. “Mereka akan memberikan pelatihan dan pendidikan, terutama untuk mendukung pengembangan UMKM,” Budi menambahkan.

Chief Executive Officer Ant International, Senior Vice President Ant Group Yang Peng menambahkan, kerja sama akan berfokus pada tiga hal yakni:

1. Mendorong teknologi jasa keuangan inklusif bagi UKM

“Sebenarnya kami memiliki beberapa teknologi untuk membantu mitra mana pun untuk melakukan pola pinjaman UKM berbiaya rendah,” kata Yang Peng.

2. Kolaborasi data lintas-batas

“Kami ingin menunjukkan bagaimana kami dapat memanfaatkan teknologi komputasi yang menjaga privasi guna membantu kemitraan bisnis lintas-batas tanpa berbagi data apapun. Namun bisnis di dalamnya bisa terus berkolaborasi,” ujar dia.

3. Pengembangan AI

“Bank maupun fintech, mereka sebenarnya menghadapi tantangan besar dalam hal keamanan misalnya, melakukan pengenalan konsumen alias eKYC. Pada era AI ini, siapapun bisa menggunakan AI untuk membuat visual dan suara yang dipalsukan,” Yang Peng menambahkan.

Ant International juga ingin menyediakan solusi gerbang pembayaran lintas-batas yakni Alipay Plus ke Indonesia. Layanan ini sudah tersedia di 56 negara dan menggaet 19 juta mitra atau merchant.

“Jadi kami pasti ingin membawa solusi ini ke Indonesia. Kami sangat aktif berdiskusi dengan mitra lokal misalnya, Bank Mandiri dan lainnya,” ujar Yang Peng.

“Kami juga sangat aktif berdiskusi dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia atau ASPI dan Bank Indonesia lias BI untuk melihat apakah kami bisa mendatangkan wisatawan asing atau tidak. Kami yakin solusi QR akan memberikan manfaat lebih bagi UKM,” Yang Peng menambahkan.

(Revisi: ada perubahan pada judul dan penjelasan pada Jumat 19 April 2024, pukul 15.41 WIB)

Reporter: Lenny Septiani