Kabar investasi Apple batal di Indonesia ramai di media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membantah informasi tersebut dan menyatakan rencana investasinya terus berlanjut.
“Mau kok mereka (investasi),” kata Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi kepada media usai Konferensi pers sekaligus meninjau Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Kementerian Kominfo, di Depok, Kamis (2/5).
Budie mengatakan pemerintah terus berkomunikasi dengan Apple membahas rencana investasi. Rencananya, Apple akan berinvestasi di Indonesia sebesar Rp 1,6 triliun. Angka ini dihitung sejak membangun Apple Developer Academy pada 2018.
Apple berencana embangun empat Developer Academy di Indonesia yakni Binus BSD Tangerang, Universitas Ciputra Surabaya, Infinite Learning Batam dan Bali.
Investasi satu Apple Developer Academy memakan biaya Rp 400 miliar. “Investasi untuk tiga Apple Developer Academy Rp 1,2 triliun. Jika ditambah satu lagi di Bali, maka menjadi Rp 1,6 triliun,” kata Budi Arie Setiadi kepada Katadata.co.id, Rabu (17/4).
Apple belum menyampaikan rencana untuk membangun Apple Store maupun pabrik iPhone di Indonesia. Sehingga, belum ada investasi lain di luar Apple Developer Academy.
Budi Arie menyampaikan investasi di luar Apple Developer Academy sedang dipertimbangkan oleh raksasa teknologi asal Amerika tersebut. “Yang lain-lain mereka sedang pertimbangkan. Tapi dari komitmen dan keseriusan, mereka berharap Indonesia terlibat proses produksi dan pengembangan lebih lanjut,” ujar Budi.
Di Vietnam, Apple membangun rantai pasok produk sejak satu dekade lalu. Dengan kedatangan CEO Apple Tim Cook di negara ini, bulan lalu (15/4), perusahaan mengumumkan akan melipatgandakan investasi pabrik.
Dengan begitu, total investasi Apple di Vietnam sejak 2019 menjadi 400 triliun dong atau sekitar Rp 256,5 triliun.
Apple memiliki 26 pemasok dengan 28 pabrik di Vietnam hingga 2022. Sebagian besar berlokasi di bagian utara, sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rantai pasok yang ada di Cina selatan.
Produsen iPhone itu menyebutkan sudah menciptakan lebih dari 200 ribu lapangan kerja di Vietnam. Produk yang dibuat di negara ini di antaranya Airpods dan Apple Watches.
Vietnam Utara secara historis merupakan pusat pembuatan produk elektronik, serta memiliki tenaga kerja yang murah dan terampil. “Tidak ada tempat seperti Vietnam, negara yang dinamis dan indah,” kata Tim Cook dalam siaran pers, Senin (15/4).
Pada Desember 2023, Apple memindahkan beberapa produksi iPad dari Cina ke Vietnam. Beberapa pemasok utama Apple, seperti Foxconn di Taiwan serta Luxshare yang membuat iPhone dan headset Apple Vision Pro yang baru dirilis, juga memperkuat rantai pasok di Vietnam.
Keputusan Apple meningkatkan produksinya di Vietnam bertepatan dengan inisiatif jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan rantai pasok di Cina. Ini merupakan proses yang memakan waktu bertahun-tahun sejak gangguan rantai pasok saat pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak masalah bagi Apple.
Puncaknya pada 2022, ketika pabrik milik salah satu pemasok utama Apple, Foxconn, ditutup di Cina karena virus corona dan laporan kondisi tenaga kerja yang buruk. Kondisi ini merugikan perusahaan US$ 1 miliar per minggu.
Penutupan pabrik menyebabkan kekurangan sekitar enam juta iPhone, menurut Bank of America. Setelah kejadian itu Apple mulai mendorong untuk memindahkan rantai pasok ke negara lain di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, Apple menggandakan investasi di Vietnam.