Kominfo dan BSSN Antisipasi Serangan Hacker saat World Water Forum
Indonesia akan menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 pada 18-25 Mei 2024 di Bali. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan keamanan data ajang internasional tersebut.
“Terkait keamanan siber +, kami bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Pusat Data dan Sarana Informatika Kominfo (PDSI),” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Usman Kansong dalam acara Ngopi Bareng Kominfo di Press Room Kominfo di Jakarta, Jumat (3/5).
Ia menyampaikan, antisipasi keamanan selalu dilakukan setiap ada pergelaran internasional seperti WWF dan G20.
Usman menyatakan pada ajang G20 pernah ada hacker atau peretas yang mencoba untuk menembus situs acara. Motifnya, hanya memperlihatkan eksistensi “Semua motif kami antisipasi dengan BSSN dan PDSI,” ujar dia.
Usman menyampaikan persiapan WWF sejauh ini sudah sekitar 50 sampai 60 persen. Adapun, persiapan yang disiapkan Kominfo yaitu infrastruktur tempat kegiatan termasuk media center dan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
Ia menyampaikan pemerintah menargetkan minimal 600 sampai 800 wartawan untuk meliput kegiatan internasional ini. Saat ini sudah 300 wartawan yang mendaftar.
Ajang WWF ini nantinya akan dihadiri oleh lebih dari 40 kepala negara, World Bank, Unicef, PBB, hingga mantan-mantan kepala negara.
WWF ke-10 di Bali ini diharapkan dapat membentuk kemitraan strategis dan kolaboratif untuk inisiatif konservasi air global.
"World Water Forum ke-10 di Bali berperan memperkuat kerja sama internasional. Melalui forum ini, negara-negara dapat membentuk kemitraan strategis dan kolaboratif untuk mendukung inisiatif konservasi air global," ujar Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (25/4).
Firdaus mengatakan forum ini dapat berperan dalam membuka diskusi global. World Water Forum menyediakan platform bagi para pemangku kepentingan dari berbagai negara dan latar belakang untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya air.
Forum ini juga diharapkan mendorong Inovasi. Bali sebagai tuan rumah dapat menginspirasi inovasi dalam teknologi pengelolaan air yang berkelanjutan, dan mempromosikan implementasinya di seluruh dunia. Ia mencontohkan sistem subak yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu kekayaan warisan dunia dalam sistem irigasi berbasis komunitas.
"World Water Forum ke-10 di Bali juga untuk merumuskan kebijakan. Forum ini memberikan kesempatan untuk merumuskan atau memperbaharui kebijakan yang mendukung konservasi air dan pengelolaan sumber daya air yang efisien dan efektif," kata Firdaus Ali.
Ada empat fokus bahasan dalam WWF ke-10 di Bali pada 18-25 Mei, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.