Puncak hujan meteor Eta Aquarids diperkirakan terjadi pada 5 – 6 Mei waktu Amerika atau 6 – 7 Mei di Jakarta. Periode hujan meteor terjadi pada 15 April - 27 Mei.
NASA menyebutkan, jumlah meteor yang jatuh sekitar 60 per jam pada periode puncak. Kecepatan maksimum meteor Eta Aquarids melintasi langit diperkirakan 66 kilometer per detik.
Nama hujan meteor itu disebut Eta Aquarids karena pancaran muncul dari konstelasi Aquarius. Meski begitu, bukan berarti sumber meteor berasal dari konstelasi.
Meteor Eta Aquarids tercipta dari puing-puing komet Halley. Komet Halley membutuhkan sekitar 76 tahun untuk melakukan revolusi penuh mengelilingi Matahari. Komet ini terakhir kali terlihat pada 1986 dan baru akan memasuki tata surya bagian dalam pada 2061.
Penduduk tetap bisa melihat hujan meteor Eta Aquarids ketika Bumi melewati jalur komet Halley saat mengelilingi Matahari. Kejadian serupa akan terjadi lagi pada Oktober.
“Hujan meteor Eta Aquarid tergolong hujan deras. Paling baik dilihat dari belahan Bumi Selatan atau dekat garis khatulistiwa, meskipun orang-orang di beberapa garis lintang utara juga dapat mengamati,” demikian dikutip dari Space.com.
Space.com merekomendasikan untuk menyaksikan hujan meteor Eta Aquarids dengan mengarahkan pandangan pada konstelasi Aquarius. Untuk pemandangan terbaik, bisa mengamati fenomena alam di lokasi tinggi dan paling gelap.
“Anda tidak memerlukan peralatan khusus seperti teleskop atau teropong. Setelah sekitar 30 menit dalam kegelapan, mata Anda akan beradaptasi dan mulai melihat meteor. Hindari menggunakan ponsel agar hujan meteor tetap dapat dilihat dengan baik,” demikian dikutip.
Dikutip dari TimeandDate.com, waktu yang tepat untuk melihat hujan meteor Eta Aquarids di Indonesia yakni:
Waktu | Azimut/Arah | Ketinggian |
Selasa 02:00 | 90° | 7,8° |
Selasa 03:00 | 88° | 22,6° |
Selasa 04:00 | 86° | 37,5° |
Selasa 05:00 | 83° | 52,3° |
Selasa 06:00 | 76° | 67,0° |