Amazon Investasi Rp 142 T di Singapura untuk Mendorong Adopsi AI

instagram/@amazonwebservices
Ilustrasi Amazon Web Services Summit pada Mei 2019.
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
8/5/2024, 11.41 WIB

Amazon Web Services (AWS) menambah investasi di Singapura sebesar US$ 8,87 miliar atau SG$ 12 miliar (sekitar Rp 142 triliun) selama lima tahun ke depan. Investasi unit bisnis Amazon ini untuk mengembangkan infrastruktur dan layanan cloud di Singapura.

“Investasi ini akan digunakan untuk membangun dan mengembangkan kapabilitas DC, yang semuanya terkait dengan wilayah Asia-Pasifik Singapura,” ujar country manager AWS Singapura Priscilla Chong, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (7/5).

AWS meluncur di wilayah Asia Pasifik pertama kalinya di Singapura pada 2010, yang merupakan langkah pertamanya di luar Amerika Serikat dan Eropa. Sejak saat itu, AWS mengatakan mereka telah menginvestasikan lebih dari SG$ 11 miliar ke dalam infrastruktur dan ekosistem cloud di Singapura.

“Dimulai dengan investasi kami di Singapura pada tahun 2010, AWS terus memperkuat komitmen di kawasan ASEAN, berbagi peningkatan keterampilan digital di seluruh negara, menyediakan infrastruktur yang aman dan tangguh secara konsisten di seluruh wilayah,” kata Chong.

Chong mengatakan AWS telah melatih lebih dari 400 ribu orang di Singapura dalam hal keterampilan cloud sejak 2017. “Akan terus berinvestasi dalam meningkatkan keterampilan dan meningkatkan produktivitas (di seluruh negeri),” ujar dia.

Popularitas teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk layanan komputasi awan dan pusat data. Sebab, pelatihan model AI membutuhkan data dalam jumlah besar, dan cloud menyediakan akses ke kumpulan data yang sangat besar.

“Penyedia layanan cloud seperti AWS memainkan peran penting dalam meningkatkan ekosistem ekonomi digital,” ujar menteri senior di Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura Tan Kiat How.

Selain sebagai infrastruktur digital dasar bagi organisasi, Tan mengatakan, penyedia layanan cloud memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah mengakses sumber daya digital seperti komputasi dan penyimpanan, serta kemampuan canggih seperti AI dan AI generatif.

Tan mengatakan AWS juga akan membantu lebih banyak organisasi di Singapura untuk mengadopsi layanan cloud dan kemampuan AI. Sebab, wilayah ini terus mengalami momentum yang kuat dalam hal digitalisasi.

Meskipun prospek ekonomi digital tetap positif, Tan menyatakan tidak ada cukup banyak profesional teknologi di Singapura atau bahkan di seluruh dunia.

Menurut data dari Synergy Research Group, AWS merupakan penyedia infrastruktur cloud terbesar di dunia pada kuartal pertama. AWS menguasai 31% pangsa pasar infrastruktur cloud global pada kuartal pertama, turun dari 32% pada tahun sebelumnya. Microsoft Azure menyusul di belakang AWS di posisi kedua.

Minggu lalu, Microsoft mengatakan akan melakukan investasi terkait AI dan cloud di Malaysia, Thailand, dan Indonesia. AWS pun telah memperluas jejaknya di Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir.

Pada Oktober 2022, AWS juga berinvestasi sebesar US$ 5 miliar untuk 15 tahun untuk membangun data center di Thailand. Pada Maret tahun lalu, AWS mengatakan akan berinvestasi sekitar US$ 6 miliar di Malaysia. AWS juga telah membuka data center di Jakarta pada Desember 2021.

Reporter: Lenny Septiani