Badai geomagnetik atau badai Matahari menyebabkan masalah pada layanan satelit Starlink. Perusahaan menyampaikan, layanan internet aman dan satelit bisa melalui badai ini.
“Semua satelit Starlink di orbit berhasil melewati badai geomagnetik dan tetap sehat,” tulis pejabat SpaceX pada Minggu (12/5) melalui X atau Twitter, dikutip dari keterangan pers, Senin (13/5).
Matahari memancarkan suar atau ledakan di atmosfer dan lontaran plasma beserta medan magnet dari korona atau CME yang lebih kuat belakangan ini. Aktivitas ini menimbulkan badai geomagnetik, serta aurora borealis yang menjadi daya tarik bagi turis.
Badai geomagnetik menyebabkan masalah pada layanan broadband satelit Starlink, mengganggu sinyal GPS, dan mempengaruhi orbit teleskop luar angkasa.
Pemilik SpaceX Elon Musk sempat memperingatkan bahwa badai Matahari tersebut berpotensi menimbulkan gangguan layanan internet Starlink. "Badai matahari geomagnetik besar sedang terjadi saat ini. Terbesar dalam jangka waktu yang lama. Satelit Starlink berada di bawah banyak tekanan, namun tetap bertahan,” kata dia.
SpaceX baru saja meluncurkan 23 satelit ke orbit dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral Florida pada Minggu (12/5). Satelit terpantau aman meski ada badai Matahari.
Perusahaan menyampaikan, badai Matahari merupakan tantangan bagi penyediaan internet berbasis satelit. Pada Februari 2022 ketika roket Falcon 9 meluncurkan 49 satelit Starlink, badai geomagnetik muncul keesokan harinya.
Badai Matahari tersebut membuat atmosfer semakin padat, sehingga meningkatkan gaya hambat pada satelit. Hal ini mengakibatkan sebagian besar satelit Starlink jatuh kembali ke Bumi.
“Analisis awal menunjukkan peningkatan hambatan di ketinggian rendah mencegah satelit meninggalkan mode aman untuk memulai manuver peningkatan orbit. Sekitar 40 satelit akan masuk kembali atau sudah memasuki kembali atmosfer Bumi,” kata SpaceX.