Kehilangan Pekerjaan Akibat AI Lebih Besar Dibanding Lowongan Kerja

Dok Istimewa
Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi.
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
4/6/2024, 12.57 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo memperkirakan 86 juta pekerjaan terancam hilang akibat pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Adapun perkiraan akan muncul sebanyak 69 juta pekerjaan baru.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa pesatnya perkembangan AI akan menggeser kebutuhan skill dan jenis pekerjaan, terlihat dari proyeksi hilangnya 86 juta pekerjaan dan kemunculan 69 juta pekerjaan baru,” kata Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi dalam acara Google AI untuk Indonesia Emas 2045, di Jakarta, Senin (3/6).

Budi menyoroti pentingnya membangun keterampilan terkait artificial intelligence (AI) dan kemampuan berpikir kritis. Baik melalui pelatihan keterampilan maupun platform pembelajaran online, workshop, maupun kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri.

Budi mengatakan saat ini Indonesia berada pada titik penting, di mana teknologi dimanfaatkan untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Harapannya dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 sebagai bangsa yang berdaulat, progresif, adil, dan makmur.

“Transformasi digital berpotensi mendorong Indonesia keluar dari middle income trap menuju Indonesia emas,” katanya.

Studi Access Partnership memperkirakan bahwa penggunaan AI akan meningkatkan manfaat ekonomi bagi Indonesia hingga sebesar Rp 2.612 triliun atau sekitar US$ 167 miliar pada 2030. Jumlah ini setara dengan hampir 13% PDB Indonesia tahun 2022.

Budi menegaskan bahwa Kementerian Kominfo telah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045 dengan infrastruktur digital sebagai pondasi utama, yang menopang tiga arah pilar pembangunan Indonesia di bidang digital. Yaitu ekonomi digital, pemerintah digital, dan masyarakat digital.

Budi mengatakan kemajuan tiga pilar itu harus bersamaan. “Enggak bisa saling menunggu satu yang lain maju duluan, gak bisa,” ujar dia.

Selain itu, ia menambahkan bahwa panduan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan teknologi yang inklusif dan memberdayakan sangat penting untuk memajukan Visi Indonesia Emas 2045.

Reporter: Lenny Septiani