Hacker Ancam Sebar Data jika Kominfo Tak Mengakui Dapat Kunci Gratis

Freepik
Ilustrasi, hacker.
Penulis: Desy Setyowati
4/7/2024, 04.30 WIB

Geng hacker Brain Cipher Ransomware resmi memberikan kunci deskripsi untuk membuka akses sistem Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya. Mereka mengancam akan menyebarkan data, jika pihak kedua enggan mengakui adanya bantuan.

“Kami akan menunggu pihak kedua untuk secara resmi mengonfirmasi bahwa kuncinya berfungsi dan data dipulihkan. Setelah itu, kami akan menghapus data secara permanen,” kata hacker Brain Cipher Ransomware dikutip dari akun X @stealthmore_int, Rabu malam (3/7).

“Jika pihak kedua mengatakan bahwa mereka telah memulihkan data sendiri atau dengan bantuan pihak ketiga pihak, kami akan mempublikasikan datanya. (Setidaknya jangan mengacaukannya di sini),” hacker menambahkan.

Hacker Brain Cipher Ransomware tidak menyebutkan siapa pihak kedua, namun tertera logo Kominfo alias Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Mereka menyampaikan, upaya membobol Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya sangatlah mudah. “Kami hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membongkar data dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi,” ujar mereka.

Kelompok peretas itu menjelaskan, alasan mereka menyerang Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya yaitu karena ini merupakan infrastruktur berteknologi tinggi dan memerlukan investasi besar.

Mereka memutuskan untuk memberikan kunci deskripsi Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya kepada Pemerintah Indonesia secara gratis. Kelompok hacker itu menyatakan, ini pertama dan terakhir kali mereka memberikan kunci kepada korban.

“Ini pertama dan terakhir kalinya korban menerima kunci secara gratis. Untuk yang lain ‘selamat datang di chat’,” kata hacker Brain Cipher Ransomware.

Hacker Brain Cipher Ransomware menjelaskan, keputusan untuk memberikan kunci deskripsi akses Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya gratis ke Kominfo diambil tanpa tekanan pihak lain.

“Kami secara mandiri mengambil keputusan seperti itu,” kata hacker Brain Cipher Ransomware. “Tidak ada kesalahpahaman di tim kami. Kami adalah tim yang hebat dan semua orang mendukung keputusan ini.”

Keputusan memberikan kunci deskripsi gratis kepada Pemerintah Indonesia, karena mereka menyimpulkan bahwa perundingan menemui jalan buntu ketika pihak kedua mengalihkan akses ke perundingan kepada pihak ketiga.

Sementara itu, Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria enggan berkomentar mengenai hacker Brain Cipher Ransomware usai menghadiri acara di Jakarta pada Rabu sore (3/7).