Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika merespons ancaman hacker Brain Cipher Ransomware untuk menyebarkan data di Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya, jika tidak mengakui keberhasilan kunci deskripsi gratis.
Hacker Brain Cipher Ransomware resmi memberikan kunci deskripsi untuk membuka akses sistem Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya kepada pihak kedua dari sisi Pemerintah Indonesia pada Rabu malam (3/7).
Mereka mengancam akan menyebarluaskan data di Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya jika pihak kedua tidak mengakui peran mereka dalam memberikan kunci deskripsi gratis.
“Saya tidak paham maksud pihak kedua. Tetapi, kunci memang tidak diberikan langsung kepada kami. Kunci itu bisa diunduh oleh siapapun,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika atau Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan saat konferensi pers mengenai dirinya mundur, pada Kamis (4/7).
Hacker Brain Cipher Ransomware tidak menyebutkan siapa pihak kedua, namun tertera logo Kominfo.
Meski begitu, Semuel menyampaikan bahwa kunci deskripsi yang diberikan oleh hacker terbukti berhasil saat diuji coba pada spesimen. “Kami sudah coba di spesimen kami, memang berhasil dibuka. Tetapi kami belum tahu, karena yang dikunci banyak,” kata dia.
Semuel menyampaikan, kunci deskripsi dari hacker Brain Cipher Ransomware bisa diakses oleh semua orang. Kominfo tidak menerima langsung kunci tersebut.
Sementara itu, hacker Brain Cipher Ransomware menyampaikan bahwa ini pertama dan terakhir kali mereka memberikan kunci gratis kepada korban. “Untuk yang lain ‘selamat datang di chat’,” kata Hacker Brain Cipher Ransomware dikutip dari akun X @stealthmore_int, Rabu malam (3/7).
Hacker Brain Cipher Ransomware menjelaskan, keputusan untuk memberikan kunci deskripsi akses Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya gratis ke Kominfo diambil tanpa tekanan pihak lain.
“Kami secara mandiri mengambil keputusan seperti itu,” kata hacker Brain Cipher Ransomware. “Tidak ada kesalahpahaman di tim kami. Kami adalah tim yang hebat dan semua orang mendukung keputusan ini.”
Keputusan memberikan kunci deskripsi gratis kepada Pemerintah Indonesia, karena mereka menyimpulkan bahwa perundingan menemui jalan buntu ketika pihak kedua mengalihkan akses ke perundingan kepada pihak ketiga.
Hacker Brain Cipher Ransomware juga menjelaskan alasan mereka menyerang Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya, yakni karena ini merupakan infrastruktur berteknologi tinggi dan memerlukan investasi besar.
Mereka juga menyampaikan, upaya untuk membobol sistem Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya sangat mudah. “Kami hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membongkar data dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi,” ujar hacker.