Permintaan Energi Nuklir Diramal Terus Naik Untuk Pasok Listrik AI

Yandex
Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI.
Penulis: Happy Fajrian
6/7/2024, 18.51 WIB

Permintaan energi nuklir diprediksi meningkat seiring dengan terus berkembangnya teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Hal ini seiring dengan perusahaan teknologi menjajaki kemungkinan kemitraan dengan perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mentenagai teknologi pusat data AI dengan energi bersih yang dapat diandalkan.

“Pemilik sekitar sepertiga pembangkit listrik nuklir di Amerika sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan teknologi untuk menyediakan listrik untuk pusat data dan meledaknya permintaan teknologi kecerdasan buatan,” tulis laporan Wall Street Journal, dikutip Sabtu (6/7).

Salah satu perusahaan teknologi yang tengah menjajaki kemitraan dengan perusahaan pembangkit nuklir yaitu Amazon Web Service dengan Constellation Energy, perusahaan energi nuklir terbesar di Amerika.

Ini bukan pertama kalinya AWS bernegosiasi dengan perusahaan listrik tentang penyediaan energi nuklir. Pada Maret, AWS membeli pusat data milik Talen Energy yang lokasinya berdekatan dengan pembangkit nuklir 2,5 gigawatt (GW) di Luzerne County, Pennsylvania.

Namun analis menilai, meningkatnya permintaan energi nuklir oleh perusahaan teknologi untuk kebutuhan pusat data dan AI dapat menaikkan tarif listrik untuk pelanggan lain dan menghambat tujuan penurunan emisi.

“Permintaan beban yang lebih besar diproyeksikan dalam beberapa tahun mendatang karena pusat data AI, elektrifikasi ekonomi, dan upaya reshoring,” kata sejumlah analis Wall Street.

Perkiraan baru dari North American Electric Reliability Corporation memperkirakan bahwa pertumbuhan listrik selama lima tahun ke depan akan meningkat dari 2,6% menjadi 4,7%, didorong oleh perusahaan listrik besar yang merevisi perkiraan mereka.

Presiden dan CEO Constellation Energy, Joseph Dominguez, mengatakan bahwa sebagian besar wilayah dari Pennsylvania hingga Illinois kelebihan pasokan listrik dan dapat menjadi lokasi potensial membangun pusat data AI.

Meskipun masih terlalu dini untuk memperkirakan berapa banyak daya yang dibutuhkan pusat data AI, satu kekhawatiran adalah bahwa sumber daya listrik yang ada dialihkan ke luar jaringan ke pusat data, yang dapat menaikkan harga listrik bagi konsumen.

Untuk mengatasi hal ini, lebih banyak pembangkit listrik tenaga nuklir perlu dibangun, dan desain pembangkit yang unggul kemungkinan besar adalah reaktor modular kecil yang canggih.